Tuesday, December 08, 2015
Thursday, November 12, 2015
Subiakto Priosoedarsono : “Segala sesuatu berawal dari ide”
Foto 1, Subiakto Priosoedarsono |
Sebelum acara Life Skills dilanjutkan kembali, ada performance dari siswa kelas 11 Social, yang dibawakan oleh Mahdi Bilfaqih (guitar), Deandra Diffa Aisyah (guitar), dan Thahirah Atika Putri sebagai vokalisnya, membawakan lagu Tears in Heaven – dari Eric Clapton.
Foto 2, Performance Siswa SMA Lazuardi GIS |
Pak Subiakto, pakar Branding di Indonesia, sempat merasakan kebingungan saat mau memulai acara Talk Show Life Skills karena audience-nya adalah siswa/i SMA. Setelah menyaksikan performance Pak Subiakto menjelaskan hubungan Brand dengan Produk, “Brand itu seperti puncak gunung es, yang muncul kepermukaan adalah logo, slogan, Merk, atau pun produk. Dan dibawahnya ada team kreatif yang bekerja untuk membangun Brand tersebut eksis dan terkenal” tegasnya, yang pernah mengecap kuliah di ITB dan Sekolah Tinggi Seni Rupa Jakarta yang merupakan cabang dari IKIP Rawamangun, Jakarta.
Beliaupun menjelaskan sejarah dirinya yang cukup lama bergelut dibidang Branding, dan istilah Branding menurutnya baru muncul pada awal tahun 2000-an, karena sebelumnya tidak ada. Dan Branding bukan hanya sekedar logo, Iklan, Slogan, Packaging, Display, Pameran, hadiah, ataupun bonus tapi Brand adalah ikatan emosi antara produk anda dan konsumen. dan itu sangat penting dikembangkan di Indonesia, karena “Indonesia adalah masyarakat yang sloganistik”, tutur bapak Subiakto, Pakar Branding yang banyak melahirkan slogan-slogan iklan terkenal seperti Ligna “Kalau Sudah Duduk, Lupa Berdiri”, Polytron “The Winning Theme”, Digitec “Memang Moi”, Engran “Sarapan Kedua”, Kopi Gelatik, KingKong Obat Nyamuk “Kingkong Lo Lawan”, Mayora Permen Kopiko “Gantinya Ngopi”.
Saat ada siswa yang bertanya tentang ide-ide keatif bapak Subiakto, beliau menjawab dengan enteng, “Segala sesuatu berawal dari ide” dan beliau menjelaskan lebih jauh bahwa ide itu lahir dari pengalaman. selain pengalaman juga harus diimbangi dengan research dan referensi yang aplikatif agar Branding yang dibuat bisa komunikatif, ujar beliau yang pernah menjabat sebagai Campaign Director, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode tahun 2004-2009 dengan tagline “Bersama Kita Bisa”.
Tepuk tangan meriah utk Pak Subiakto dari siswa2 SMA Lazuardi setelah mereka tahu bahwa Pak Subiakto adalah yg menciptakan Permen KOPIKO. “ide KOPIKO sebenernya dari bahasa madura yang suka menyebut kopi dengan PIKOPI dek, tapi saya takut kualat dengan orang madura, maka dirubah menjadi KOPIKO”
Foto 3, Terima Kasih Pak Subiakto |
Terakhir bapak Subiakto yang saat ini masih aktif menjabat di Ketua Perkumpulan RumahUKM, Chairman PT. Brand In Action (d’Brand) dan juga Direktur Utama PT. Hotlinetama Sarana (Hotline Advertising), mengajak kepada seleuruh peserta Life Skills SMA Lazuardi GIS untuk selalu kreatif dan berorientasi ke masa depan, karena menurutnya, “Indonesia bisa maju kalau mentalnya sudah dirubah, tidak selalu menganggap orang Arab itu suci, Orang bule itu pinter, orang Cina itu kaya”. Maksudnya adalah hambatan-hambatan yang sifatnya internal kadang itu faktor penentu susahnya bangsa Indonesia untuk maju, padahal secara kemampuan dan potensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan SDM dari luar negeri. Abd/RJK
Wednesday, November 11, 2015
Peace-maker Conference 2015
Mulai 27 hingga 31 oktober 2015 kami mendapat undangan untuk berpartisipasi dalam peace-maker conference di Singapore. Peace-maker conference adalah konferensi yang diinisiasi oleh gabungan pengacara negara (State Court) di Singapore. Chairman-nya adalah Aloysius Goh yang pada 2014 lalu menjadi Outstanding Lawyer dalam Open Category di State Court. Konferensi ini bertujuan agar semua siswa menjadi duta perdamaian di sekolah dan juga dimana ia tinggal.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Singapore adalah salah satu negara yang terdepan dalam bidang science. Menurut sumber dari sebuah forum di kaskus.co.id yang berjudul ‘Ranking sistem pendidikan di Dunia tahun 2015’ Singapore menduduki peringkat pertama dari 72 negara yang telah di teliti menggunakan teknik PISA. PISA sendiri adalah Program for International Student Assessment, yaitu penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh OECD. Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya. Finlandia, yang selama 14 tahun terakhir selalu menjadi peringkat pertama harus tergeser menjadi peringkat 6. Indonesia? Sepertinya kita harus kerja keras menyusul perolehan nilai Singapore atau bahkan Vietnam yang ada di peringkat 11. Indonesia berada diperingkat 69. Hanya lebih baik dari Botswana (ada yang yang pernah dengar nama negaranya?) yang ada di peringkat 70. Miris bukan!
Selama konferensi yang berlangsung 3 hari, siswa diajarkan banyak hal. Misalnya bagaimana menyelesaikan sebuah konflik, baik konflik dirumah antar kakak-adik, antar teman, atau bahkan antar tetangga. Selain itu juga ada materi tentang bagaimana meredam emosi, materi tentang bagaimana menjadi seorang mediator yang baik, tugas-tugas mediasi dan bagaimana menyelesaikan masalah menjadi win-win solution. Abdul Hafiidh dan Aszahra Bremi merasakan sekali manfaat dari kegiatan ini. Mereka mengatakan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini mereka menjadi seseorang yang lebih bijak dalam menghadapi permasalahan dan mempermudah dalam sosialisasi dan menghilangkan rasa canggung dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda dengan Abdul Hafiidh, Aszahra mengatakan bahwa manfaat mengikuti konferensi ini baginya adalah menjadi semakin paham bagaimana cara menyelesaikan masalah, karena sebelumnya ia sedikit cuek terhadap sebuah masalah. Selain itu juga menjadi lebih sabar dalam menangani orang yang berkonflik, semakin bisa mengenal karakter dan kebiasaan orang lain , serta tentu saja menambah teman baru.
Alhmdulillah, dari lima kategori yang dilombakan di peace-maker conference, SMA Lazuardi menyabet 4 kategori yaitu outstanding participant atas nama Thalianabila, best group atas nama Abdul Hafiidh, Aszahra Bremi, M. Dhaffa, Alif Bagus, dan Dwiyasni Mauriquemas. Bahkan dua nama terakhir juga menjadi the best mediator di acara peace-maker. Selain itu, SMA Lazuardi menjadi the best school juga mengalahkan 4 sekolah lain yang berasal dari Singapore seperti Yinshun Town Socondary School (tuan rumah) dan Commenwealth School.
Hal ini patut kita banggakan, bahwa ternyata pelajar Indonesia juga bisa lebih unggul dari pelajar Singapore yang katanya menduduki peringkat 1 untuk sistem pendidikannya . Bagaimana menurut Anda?
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Singapore adalah salah satu negara yang terdepan dalam bidang science. Menurut sumber dari sebuah forum di kaskus.co.id yang berjudul ‘Ranking sistem pendidikan di Dunia tahun 2015’ Singapore menduduki peringkat pertama dari 72 negara yang telah di teliti menggunakan teknik PISA. PISA sendiri adalah Program for International Student Assessment, yaitu penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh OECD. Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya. Finlandia, yang selama 14 tahun terakhir selalu menjadi peringkat pertama harus tergeser menjadi peringkat 6. Indonesia? Sepertinya kita harus kerja keras menyusul perolehan nilai Singapore atau bahkan Vietnam yang ada di peringkat 11. Indonesia berada diperingkat 69. Hanya lebih baik dari Botswana (ada yang yang pernah dengar nama negaranya?) yang ada di peringkat 70. Miris bukan!
Selama konferensi yang berlangsung 3 hari, siswa diajarkan banyak hal. Misalnya bagaimana menyelesaikan sebuah konflik, baik konflik dirumah antar kakak-adik, antar teman, atau bahkan antar tetangga. Selain itu juga ada materi tentang bagaimana meredam emosi, materi tentang bagaimana menjadi seorang mediator yang baik, tugas-tugas mediasi dan bagaimana menyelesaikan masalah menjadi win-win solution. Abdul Hafiidh dan Aszahra Bremi merasakan sekali manfaat dari kegiatan ini. Mereka mengatakan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini mereka menjadi seseorang yang lebih bijak dalam menghadapi permasalahan dan mempermudah dalam sosialisasi dan menghilangkan rasa canggung dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda dengan Abdul Hafiidh, Aszahra mengatakan bahwa manfaat mengikuti konferensi ini baginya adalah menjadi semakin paham bagaimana cara menyelesaikan masalah, karena sebelumnya ia sedikit cuek terhadap sebuah masalah. Selain itu juga menjadi lebih sabar dalam menangani orang yang berkonflik, semakin bisa mengenal karakter dan kebiasaan orang lain , serta tentu saja menambah teman baru.
Alhmdulillah, dari lima kategori yang dilombakan di peace-maker conference, SMA Lazuardi menyabet 4 kategori yaitu outstanding participant atas nama Thalianabila, best group atas nama Abdul Hafiidh, Aszahra Bremi, M. Dhaffa, Alif Bagus, dan Dwiyasni Mauriquemas. Bahkan dua nama terakhir juga menjadi the best mediator di acara peace-maker. Selain itu, SMA Lazuardi menjadi the best school juga mengalahkan 4 sekolah lain yang berasal dari Singapore seperti Yinshun Town Socondary School (tuan rumah) dan Commenwealth School.
Hal ini patut kita banggakan, bahwa ternyata pelajar Indonesia juga bisa lebih unggul dari pelajar Singapore yang katanya menduduki peringkat 1 untuk sistem pendidikannya . Bagaimana menurut Anda?
Wednesday, October 07, 2015
Faza Meonk : "Kita Harus Punya Ikon Baru untuk Menggantikan Era Si Unyil dan Si Komo"
Faza Ibnu Ubaydillah Salman, atau yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk, adalah seorang visual entertainer–ia lebih suka disebut demikian daripada disebut komikus–yang melahirkan karakter fiksi terkenal: si Juki. Dan Si Juki sedang dikembangkan untuk menjadi sebuah ikon di Indonesia. Faza menyatakan bahwa terakhir kali Indonesia mempunyai ikon adalah pada masa si Unyil dan si Komo. ”Memang si Unyil sebuah ikon yang bagus, tetapi itu sudah lama. Harus ada semacam regenerasi seperti Malaysia yang sekarang mempunyai Upin dan Ipin,” katanya saat mengisi materi Life Skills kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Selasa (6/10/2015).
Saat ini Indonesia ikon nya sudah hilang, dulu kita punya Si Unyil dan Si Komo tapi anak-anak sekarang sudah lupa dan digantikan oleh Doraemon, Sinchan ikon dari Jepang atau ikon dari Amerika Serikat seperti Spiderman, Superman atau superhero yang lainnya. Dan Juki menawarkan alternatif dan semoga bisa diterima oleh anak-anak Indonesia, karena jalan ceritanya mengambil dari keseharian anak-anak Indonesia, tentang sekolah ataupun kenakalan-kenakalan khas anak Indonesia.
Life Skills minggu ini terasa berbeda karena MC dibawakan oleh siswa, yaitu Ali Reza dan Chaidar, yang biasanya dibuka oleh perwakilan guru. Secara bergantian mereka tandem sahut menyahut memanage acara, mengomentari dan menanyakan baik kepada narasumber maupun kepada audience.Sehingga acara Life Skills pun jadi lebih hidup dan penuh gelak tawa.
Dengan teknik yang seperti sedang diskusi dan wawancara Kak Faza, menjelaskan sejarah awalnya dia terjun sebagai komikus lalu menjadi visual entertainer. “Saya bukan hanya seorang komikus tapi juga visual entertainer yang bertujuan untuk menghibur banyak orang tidak hanya dengan media komik saja, tapi semua media yang bisa digunakan untuk menghibur,” tambah Faza Meonk bekas jebolan Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta, Fakultas Desain Komunikasi Visual.
Saat ada siswa bertanya bagaimana proses kreatif seorang Faza dalam membuat komik dan melancarkan ide-ide ceritanya. Kak Faza menjelaskan bahwa kita harus membuat cerita dulu baru buat animasinya dan untuk bisa mengalirkan ide-ide kreatif biar tidak mandek, maka kita harus sering keluar dari rutinitas, “itu bisa bikin saya fresh, ngobrol ama tukang ojek, sama kernet atau sopir metromini, ngobrol dengan orang yang berbeda dengan teman-teman seprofesi dan yang lebih menginspirasi itu membaca referensi lebih banyak dan berbeda dari hobi dan kebiasaan kita.” tandasnya.
Sebelum acara Life Skills dimulai, ada performance dari siswa kelas 11, yang dibawakan oleh Ijlal (drum/cajon), Dyaz (guitar), Dhigan (Bass), Arsy (piano dan saxophone) dan Thalia sebagai vokalisnya, membawakan lagu Omen – dari band Disclosure. Maka untuk menutup acara pun mereka kembali pentas menyanyikan sebuah lagu lagi, This Love besutan dari Band Amerika, Maroon 5. Abd/RJK
Saat ini Indonesia ikon nya sudah hilang, dulu kita punya Si Unyil dan Si Komo tapi anak-anak sekarang sudah lupa dan digantikan oleh Doraemon, Sinchan ikon dari Jepang atau ikon dari Amerika Serikat seperti Spiderman, Superman atau superhero yang lainnya. Dan Juki menawarkan alternatif dan semoga bisa diterima oleh anak-anak Indonesia, karena jalan ceritanya mengambil dari keseharian anak-anak Indonesia, tentang sekolah ataupun kenakalan-kenakalan khas anak Indonesia.
Life Skills minggu ini terasa berbeda karena MC dibawakan oleh siswa, yaitu Ali Reza dan Chaidar, yang biasanya dibuka oleh perwakilan guru. Secara bergantian mereka tandem sahut menyahut memanage acara, mengomentari dan menanyakan baik kepada narasumber maupun kepada audience.Sehingga acara Life Skills pun jadi lebih hidup dan penuh gelak tawa.
Dengan teknik yang seperti sedang diskusi dan wawancara Kak Faza, menjelaskan sejarah awalnya dia terjun sebagai komikus lalu menjadi visual entertainer. “Saya bukan hanya seorang komikus tapi juga visual entertainer yang bertujuan untuk menghibur banyak orang tidak hanya dengan media komik saja, tapi semua media yang bisa digunakan untuk menghibur,” tambah Faza Meonk bekas jebolan Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta, Fakultas Desain Komunikasi Visual.
Saat ada siswa bertanya bagaimana proses kreatif seorang Faza dalam membuat komik dan melancarkan ide-ide ceritanya. Kak Faza menjelaskan bahwa kita harus membuat cerita dulu baru buat animasinya dan untuk bisa mengalirkan ide-ide kreatif biar tidak mandek, maka kita harus sering keluar dari rutinitas, “itu bisa bikin saya fresh, ngobrol ama tukang ojek, sama kernet atau sopir metromini, ngobrol dengan orang yang berbeda dengan teman-teman seprofesi dan yang lebih menginspirasi itu membaca referensi lebih banyak dan berbeda dari hobi dan kebiasaan kita.” tandasnya.
Sebelum acara Life Skills dimulai, ada performance dari siswa kelas 11, yang dibawakan oleh Ijlal (drum/cajon), Dyaz (guitar), Dhigan (Bass), Arsy (piano dan saxophone) dan Thalia sebagai vokalisnya, membawakan lagu Omen – dari band Disclosure. Maka untuk menutup acara pun mereka kembali pentas menyanyikan sebuah lagu lagi, This Love besutan dari Band Amerika, Maroon 5. Abd/RJK
Friday, October 02, 2015
Wednesday, September 30, 2015
Haekal Husein : "Komunikasi yang Baik adalah Apabila Kita Telah Berhasil Mengikat Hubungan Antar Sesama Manusia"
Tak kenal maka tak sayang, dapat diartikan, kita tidak akan bisa saling sayang-menyayangi bila tak kenal satu dengan yang lain. Untuk bisa saling kenal maka diperlukan komunikasi yang baik dan intens, “Komunikasi yang baik adalah apabila kita telah berhasil mengikat hubungan antar sesama manusia (a science of community ) dan memperluas wawasan individual kita,” demikian ucap Ustadz Haekal, Wakil Kepala Sekolah Bidang Keagamaaan di SMA Lazuardi GIS saat mengisi acara Apel Pagi, Senin (28/9/2015).
Lebih lanjut ustadz Haekal mengutip Martin Buber, seorang filsuf eksistensialisme asal austria, untuk menjelaskan komunikasi yang baik, ”Jadi ada pertemuan yang hanya sekedar pertemuan biasa saja, seperti bertemunya ibu dengan tukang sayur di pinggir jalan di depan rumahnya atau pertemuan kita dengan teman yang ada di kendaraan umum yang satu barisan kursi,” namun dalam komunikasi yang berkesan harus ada pertemuan yang melibatkan seluruh diri kita, seluruh pribadi kita, bukan pertemuan luar saja, tetapi pertemuan dengan seluruh pribadi kita. itulah komunikasi yang sesungguhnya, pertemuan yang bisa melakukan perubahan dalam diri bahwa orang yang berkomunikasi tersebut. “Dan Buber mengatakan pertemuan yang mengubah diri kita betapapun pendeknya adalah begegnung pertemuan yang selintas itu adalah vergegnung, boleh jadi ada suami istri yang selama ini pertemuannya adalah pertemuan vergegnung dan bukan pertemuan begegnung,” tambah Ustadz Haekal yang pernah menyelesaikan Pendidikan Strata 1-nya di Damascus University pada tahun 1998.
Disela-sela penjelasannya Ustadz Haekal menayangkan cuplikan-cuplikan video yang menggugah audiens Apel Pagi, salah satunya adalah cuplikan video petinju legenderis, Muhammad Ali. Figur ini sengaja ditayangkan untuk memberikan teladan bagi kita semua tentang perjuangan seorang kulit hitam yang ingin diakui kehormatannya sebagai manusia. Petinju “bermulut besar” ini adalah seorang atlit yang intelektual, karena walaupun petinju, beliau selalu menyuarakan tentang persamaan dan kesetaraan antara kulit hitam dan kulit putih.
“Hal ini dilakukan Muhammad Ali karena beliau terinspirasi dengan keteladanan dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW,” lanjut Ustadz Haekal, yang selain sebagai guru Agama Islam di SMA Lazuardi GIS beliau juga aktif dalam pengajian-pengajian di sekitar tempat tinggalnya-, memberikan penjelasan. Menurut Rasulullah saw, kita disebut kafir kalau kita memerangi sesama kita, kalau kita saling memukul kuduk-kuduk kita. Dahulu, Rasulullah saw mendefinisikan orang yang tidak beriman sebagai orang yang tidak mendatangkan kedamaian kepada sesama manusia; atau orang yang tidak peduli dengan penderitaan sesamanya, yang tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya; atau orang yang suka memaki, melaknat, berkata kasar, dan menusuk hati sesama saudaranya. Rasulullah saw mendefinisikan kekafiran dan ketidakberimanan sebagai akhlak yang buruk.
Maka tidak ada jalan lain yang lebih indah dengan semua banyak perbedaan diantara seluruh umat manusia, kecuali Toleransi. Agar kita sebagai makhluk Tuhan di muka bumi ini bisa hidup aman dan damai tanpa ada friksi berdarah, sentimen rasis atau konflik ideologi berkepanjangan. hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”, kasih sayang untuk seluruh umat manusia, bukan “rahmatan lith-thai-ifiyyin” (yang kasih sayangnya hanya untuk kelompok kita saja).
Marilah kita gemakan pesan Allah dan Nabi ini kepada seluruh ummat manusia, dengan cara kita buktikan kasih sayang kita kepada sesama manusia untuk tidak menyakiti siapapun apapun mazhabnya dan apapun golongannya, apapun status ekonominya karena Allah telah memuliakan semuanya laqod karromna bani adama, marilah kita hidup dengan menebarkan kasih sayang dan saling perduli antara satu dengan yang lainnya. Abd/RJK
Lebih lanjut ustadz Haekal mengutip Martin Buber, seorang filsuf eksistensialisme asal austria, untuk menjelaskan komunikasi yang baik, ”Jadi ada pertemuan yang hanya sekedar pertemuan biasa saja, seperti bertemunya ibu dengan tukang sayur di pinggir jalan di depan rumahnya atau pertemuan kita dengan teman yang ada di kendaraan umum yang satu barisan kursi,” namun dalam komunikasi yang berkesan harus ada pertemuan yang melibatkan seluruh diri kita, seluruh pribadi kita, bukan pertemuan luar saja, tetapi pertemuan dengan seluruh pribadi kita. itulah komunikasi yang sesungguhnya, pertemuan yang bisa melakukan perubahan dalam diri bahwa orang yang berkomunikasi tersebut. “Dan Buber mengatakan pertemuan yang mengubah diri kita betapapun pendeknya adalah begegnung pertemuan yang selintas itu adalah vergegnung, boleh jadi ada suami istri yang selama ini pertemuannya adalah pertemuan vergegnung dan bukan pertemuan begegnung,” tambah Ustadz Haekal yang pernah menyelesaikan Pendidikan Strata 1-nya di Damascus University pada tahun 1998.
Disela-sela penjelasannya Ustadz Haekal menayangkan cuplikan-cuplikan video yang menggugah audiens Apel Pagi, salah satunya adalah cuplikan video petinju legenderis, Muhammad Ali. Figur ini sengaja ditayangkan untuk memberikan teladan bagi kita semua tentang perjuangan seorang kulit hitam yang ingin diakui kehormatannya sebagai manusia. Petinju “bermulut besar” ini adalah seorang atlit yang intelektual, karena walaupun petinju, beliau selalu menyuarakan tentang persamaan dan kesetaraan antara kulit hitam dan kulit putih.
“Hal ini dilakukan Muhammad Ali karena beliau terinspirasi dengan keteladanan dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW,” lanjut Ustadz Haekal, yang selain sebagai guru Agama Islam di SMA Lazuardi GIS beliau juga aktif dalam pengajian-pengajian di sekitar tempat tinggalnya-, memberikan penjelasan. Menurut Rasulullah saw, kita disebut kafir kalau kita memerangi sesama kita, kalau kita saling memukul kuduk-kuduk kita. Dahulu, Rasulullah saw mendefinisikan orang yang tidak beriman sebagai orang yang tidak mendatangkan kedamaian kepada sesama manusia; atau orang yang tidak peduli dengan penderitaan sesamanya, yang tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya; atau orang yang suka memaki, melaknat, berkata kasar, dan menusuk hati sesama saudaranya. Rasulullah saw mendefinisikan kekafiran dan ketidakberimanan sebagai akhlak yang buruk.
Maka tidak ada jalan lain yang lebih indah dengan semua banyak perbedaan diantara seluruh umat manusia, kecuali Toleransi. Agar kita sebagai makhluk Tuhan di muka bumi ini bisa hidup aman dan damai tanpa ada friksi berdarah, sentimen rasis atau konflik ideologi berkepanjangan. hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”, kasih sayang untuk seluruh umat manusia, bukan “rahmatan lith-thai-ifiyyin” (yang kasih sayangnya hanya untuk kelompok kita saja).
Marilah kita gemakan pesan Allah dan Nabi ini kepada seluruh ummat manusia, dengan cara kita buktikan kasih sayang kita kepada sesama manusia untuk tidak menyakiti siapapun apapun mazhabnya dan apapun golongannya, apapun status ekonominya karena Allah telah memuliakan semuanya laqod karromna bani adama, marilah kita hidup dengan menebarkan kasih sayang dan saling perduli antara satu dengan yang lainnya. Abd/RJK
Wednesday, September 23, 2015
Prof. DR. Felix Oentoeng Soebagjo : "Kalau Ingin Menjadi Advokat, Jadilah Advokat yang Baik"
Foto 1 : Prof. DR. Felix Oentoeng Soebagjo |
Profesi hukum di Indonesia adalah profesi yang rawan dengan suap dan sogok-menyogok. Bila kita ingin menekuni profesi ini maka ada beberapa pilihan yang bisa kita lakukan. “Kalau anda ingin bisa tidur nyenyak, pilihlah profesi konsultan hukum atau arbitrase, karena kalau anda memilih untuk jadi advokat, jaksa atau hakim, maka dapat dipastikan anda akan sulit tidur karena selalu dihantui mimpi-mimpi seram,” ucap pak Profesor Felix yang saat ini masih aktif menjadi Konsultan Hukum pada SOEBAGJO, JATIM, DJAROT sejak tahun 1988.
Foto 2 : walau pun Profesor gaya beliau selalu santai |
Namun jangan salah kata pak Profesor Felix, “Kuliah di jurusan hukum bisa kok menjadi pengusaha, karena dalam mata kuliah hukum diajarkan juga hukum-hukum ekonomi dan perdagangan, hingga setiap mahasiswa memiliki dasar-dasar yang jelas bila ingin terjun dibidang bisnis,” ucap beliau yang selain seorang akademisi juga banyak berkecimpung di bidang hukum ekonomi. Di Universitas Indonesia, ia mengajar Hukum tentang Surat Berharga, Organisasi Perusahaan, dan Tanggung Jawab Profesi.
Kiprahnya dan keterlibatannya dalam pembentukan peraturan perundang-undangan juga cukup banyak. Hingga sekarang ia masih tercatat sebagai anggota Panitia Penyusunan RUU tentang Pelaksanaan UU Perseroan Terbatas, anggota tim penyusun RPP tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan Perseroan; dan anggota Panitia Penyusun RPP tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan.
Berprofesi di bidang hukum, menurut bapak Profesor Felix lebih banyak sukanya, demikian jawaban beliau saat ada siswa yang menanyakan suka-dukanya menekuni profesi hukum. kalau pun ada dukanya, paling kita yang sudah berumah tangga merasa tidak nyaman bila harus pulang sampai malam atau terpaksa harus menginap dikantor.
Foto 3 : Terima kasih pak Profesor... |
Foto 4 : Performance Siswa Life Skills SMA Lazuardi GIS |
Thursday, September 17, 2015
Incamp SMA LAZUARDI GIS 2015
InCamp 2015 kali ini berlangsung selama sekitar seminggu bertempat di wilayah Gunung Sindur, Jawa Barat. Kegiatan yang bertujuan menempa semangat juang hidup dalam suasana prihatin ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa syukur dan empati terhadap sesama manusia yang kurang beruntung dari sisi ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Berikut salah satu hasil video cuplikan foto-foto yang diliput pembina InCamp. Video selanjutnya ditunggu aja ya... - Ted.
Life Skills : Penanganan Medis Dasar Pertolongan Pertama
Foto 1 : Pak Hafiz menyampaikan materi Pertolongan Pertama (PP) |
“P3K – Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah istilah yang umum kita dengar, namun sejak tahun 2006 istilah P3K dirubah menjadi PP – Pertolongan Pertama” demikian bapak Hafiz Alvian memulai materi Life Skills kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Selasa (16/9/2015). “karena pertolongan pertama tidak hanya diberikan kepada korban pada kecelakaan saja tapi diberikan kepada seluruh korban yang membutuhkan pertolongan pertama baik disebabkan faktor dari luar maupun dari dalam“ tambah pak Hafiz.
Foto 2 : Ibu Wulan mempraktekkan menolong orang pingsan |
Pada kegiatan Life Skills kali ini SMA Lazuardi GIS memberikan pengetahuan dasar Pertolongan Pertama kepada para siswa, agar dalam keadaan darurat yang membutuhkan penanganan cepat, setiap siswa memiliki pengetahuan untuk bisa berpikir dan bertindak dengan baik dan tepat sasaran. Materi ini pun dibawakan dengan baik oleh Bapak Hafiz Alvian dan Ibu Wulan, secara bergantian.
Foto 3 : Kakak PMR sedang memberi demo Pertolongan Pertama |
Foto 4 : Pak Hafiz dan Kakak PMR sedang demo PP orang pingsan |
Demikianlah secara teknis pak Hafiz dan bu Wulan menjelaskan materi yang lain, seperti Evakuasi, Sesak Nafas, Luka Bakar, Perdarahan, Luka Lecet/Gores/Tersayat dan Terkilir. Dengan bantuan dari kakak-kakak PMR yang ada dimasing-masing kelompok, praktek Pertolongan Pertama pada peserta Life Skills jadi lebih mudah dipahami.
Acara kemudian ditutup dengan performance dari perwakilan siswa/I SMA Lazuardi GIS yang dibawakan oleh Mahdi Bilfaqih memainkan piano dari Kelas 11 IPS, Fikri Janitra Adiyatama kelas 11 IPA2 yang memainkan Kanon dan Ahmad Zidane yang memetik Gitar. Mereka menyanyikan lagu “Yesterday” dari The Beatles, dan lagu “Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan” besutan Band lokal Indonesia Payung Teduh. Abd/RJK
Thursday, September 10, 2015
Membuat Anak Bahagia Belajar di Sekolah
Sebagai sekolah yang digagas berdasarkan keinginan membuat anak bahagia dalam belajar, berbagai tantangan kami alami dan rasakan. Terutama di SMA, di mana siswa yang menginjak usia remaja sedang merasa dirinya sudah besar dan bukan anak kecil lagi. Tantangan demi tantangan terkadang tak terasa mengikis sedikit demi sedikit lalu menggeser keinginan membahagiakan menjadi mendisiplinkan.
Cara-cara mendisiplinkan ini membuat beberapa anak merasa tertekan walau sebagian besar yang lain berpendapat itulah keunggulan SMA Lazuardi GIS. Selama ini sebagian siswa Lazuardi terbilang sukses dan bahagia di sekolah. Mereka juga betah berlama-lama di sekolah pada sore hari. Namun harus diakui, beberapa kegiatan membuat anak merasa tertekan dan kemudian menjadi malas.
Apa yang harus dilakukan supaya lebih banyak anak yang sukses dan sekaligus bahagia?
Pertama menyadari bahwa 'beberapa' anak yang disebutkan di atas tetap merupakan anak-anak yang diamanatkan kepada kita untuk dididik. Kita sudah menerima mereka dan wajib bertanggungjawab atas kesuksesan dan kebahagiaan mereka. Kalau dijumpai kesulitan dalam menangani mereka maka itulah tantangan yang harus dihadapi dan digarap oleh para guru.
Kedua, melakuan pendekatan yang tepat. Biasanya anak-anak yang sulit ditangani ini adalah anak-anak yang punya masalah. Maka cara mendekatinya harus dengan bertanya dan kemudian menyiapkan empati dan mendampinginya menemukan solusi yang pas.
Berbeda dengan anak-anak kecil, pikiran dan perasaan anak remaja sudah dipenuhi dengan masalah yang dia bangun sendiri karena faktor internal dalam dirinya. Seperti, perubahan bentuk tubuh, suara maupun perasaan-perasaan yang berkaitan dengan pubertas yang sedang mereka alami. Maka ketika ada tambahan masalah selain dari yang itu, mereka akan berpikir bahwa dunia ini adalah tempat yang sulit dan tidak menyenangkan. Sebagai pengalihan dari perasaan tak nyaman itu, kadang-kadang anak akan bertingkah tidak sewajarnya, seperti melakukan perbuatan bullying, vandalisme, menunjukkan sikap malas belajar, mencoba menarik hati teman lawan jenis, tidak peduli terhadap kewajibannya dan bahkan sengaja tidak melaksanakan instruksi guru.
Terkadang sikap anak seperti ini dilakukan terus menerus sehingga menghambat perkembangan positif dalam dirinya. Karena itu, para guru di SMA Lazuardi berusaha untuk selalu menjaga keadaan anak-anak yang memang diyakini sedang sangat membutuhkan perhatian itu. Menghadapi anak yang mempunyai masalah ini, sekolah juga akan menyediakan bantuan guru BK (Bimbingan Konseling) yang jika dianggap perlu menghadirkan orangtua dan dilanjutkan sampai ke pemeriksaan psikologis oleh Psikolog sekolah. Guru, orangtua dan jika perlu psikolog harus bergandengan tangan dan bekerjasama untuk mencarikan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi anak tersebut supaya si anak bisa survive, baik di sekolah maupun di dalam pergaulan dengan teman-temannya.
Para guru juga terus dibina untuk terus berusaha untuk sering-sering menyapa dan mendengar keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan anak, kekhawatirannya, ataupun kegalauan hatinya. Sekolah secara terjadwal sudah mengalokasikan waktu untuk pertemuan khusus antara wali kelas dan anak-anak di bawah asuhannya. Ada juga forum pertemuan antara anak-anak dengan Direktur Sekolah. Forum ini bisa merupakan inisiatif direktur untuk bertemu angkatan tertentu untuk memotivasi siswa ataupun merupakan permintaan angkatan tertentu kepada direktur sekolah untuk menyampaikan keluh kesah dan harapan mereka.
Ada orangtua yang berpikir bahwa anak SMA sudah besar dan tidak perlu terlalu diperhatikan. Yang perlu perhatian adalah anak kecil. Pemikiran seperti ini harus diluruskan. Memang anak SMA harus belajar mandiri, tapi harus diingat bahwa semua anak, baik yang masih kecil, maupun yang sudah remaja sama-sama memerlukan perhatian dan bimbingan orangtua. Kalau mereka tidak mendapatkannya maka akibatnya akan menyedihkan.
Karenanya, SMA Lazuardi GIS selalu berusaha menyisipkan pertemuan dengan orangtua dalam setiap agenda pengambilan raport siswa. Sangat diharapkan supaya setiap orangtua siswa berusaha keras untuk hadir dalam setiap undangan sekolah agar kerjasama ini lebih bisa terwujud.
Orangtua dan guru harus bergandengan tangan dan bekerjasama, berkomunikasi secara intens dan sungguh-sungguh untuk membantu anak berkembang dengan baik.
Mendidik anak memang banyak teorinya, tetapi teori-teori tersebut tidak bisa diaplikasikan secara seragam kepada semua anak. Orangtua dan guru harus bisa mengcustomize, menyesuaikan dengan watak masing-masing anak.
Secara tertulis, sekolah juga menerbitkan buletin bulanan laznewz, profil siswa dan surat edaran yang bertujuan membuat orangtua mengetahui apa saja agenda dan aktifitas anak-anak di sekolah selama satu bulan.
Sekolah berharap setiap informasi yang diterbitkan untuk orangtua bisa menjadi catatan untuk memantau perkembangan ananda. Dan juga mencatat tanggal- tanggal penting termasuk libur sekolah agar tidak berbenturan dalam mengatur acara liburan keluarga dan agenda lain-lainnya.
* Dra. Hj. Alwiyah Bagir, Direktur SMA dan SMK Lazuardi GIS Depok.
Cara-cara mendisiplinkan ini membuat beberapa anak merasa tertekan walau sebagian besar yang lain berpendapat itulah keunggulan SMA Lazuardi GIS. Selama ini sebagian siswa Lazuardi terbilang sukses dan bahagia di sekolah. Mereka juga betah berlama-lama di sekolah pada sore hari. Namun harus diakui, beberapa kegiatan membuat anak merasa tertekan dan kemudian menjadi malas.
Apa yang harus dilakukan supaya lebih banyak anak yang sukses dan sekaligus bahagia?
Pertama menyadari bahwa 'beberapa' anak yang disebutkan di atas tetap merupakan anak-anak yang diamanatkan kepada kita untuk dididik. Kita sudah menerima mereka dan wajib bertanggungjawab atas kesuksesan dan kebahagiaan mereka. Kalau dijumpai kesulitan dalam menangani mereka maka itulah tantangan yang harus dihadapi dan digarap oleh para guru.
Kedua, melakuan pendekatan yang tepat. Biasanya anak-anak yang sulit ditangani ini adalah anak-anak yang punya masalah. Maka cara mendekatinya harus dengan bertanya dan kemudian menyiapkan empati dan mendampinginya menemukan solusi yang pas.
Berbeda dengan anak-anak kecil, pikiran dan perasaan anak remaja sudah dipenuhi dengan masalah yang dia bangun sendiri karena faktor internal dalam dirinya. Seperti, perubahan bentuk tubuh, suara maupun perasaan-perasaan yang berkaitan dengan pubertas yang sedang mereka alami. Maka ketika ada tambahan masalah selain dari yang itu, mereka akan berpikir bahwa dunia ini adalah tempat yang sulit dan tidak menyenangkan. Sebagai pengalihan dari perasaan tak nyaman itu, kadang-kadang anak akan bertingkah tidak sewajarnya, seperti melakukan perbuatan bullying, vandalisme, menunjukkan sikap malas belajar, mencoba menarik hati teman lawan jenis, tidak peduli terhadap kewajibannya dan bahkan sengaja tidak melaksanakan instruksi guru.
Terkadang sikap anak seperti ini dilakukan terus menerus sehingga menghambat perkembangan positif dalam dirinya. Karena itu, para guru di SMA Lazuardi berusaha untuk selalu menjaga keadaan anak-anak yang memang diyakini sedang sangat membutuhkan perhatian itu. Menghadapi anak yang mempunyai masalah ini, sekolah juga akan menyediakan bantuan guru BK (Bimbingan Konseling) yang jika dianggap perlu menghadirkan orangtua dan dilanjutkan sampai ke pemeriksaan psikologis oleh Psikolog sekolah. Guru, orangtua dan jika perlu psikolog harus bergandengan tangan dan bekerjasama untuk mencarikan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi anak tersebut supaya si anak bisa survive, baik di sekolah maupun di dalam pergaulan dengan teman-temannya.
Para guru juga terus dibina untuk terus berusaha untuk sering-sering menyapa dan mendengar keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan anak, kekhawatirannya, ataupun kegalauan hatinya. Sekolah secara terjadwal sudah mengalokasikan waktu untuk pertemuan khusus antara wali kelas dan anak-anak di bawah asuhannya. Ada juga forum pertemuan antara anak-anak dengan Direktur Sekolah. Forum ini bisa merupakan inisiatif direktur untuk bertemu angkatan tertentu untuk memotivasi siswa ataupun merupakan permintaan angkatan tertentu kepada direktur sekolah untuk menyampaikan keluh kesah dan harapan mereka.
Ada orangtua yang berpikir bahwa anak SMA sudah besar dan tidak perlu terlalu diperhatikan. Yang perlu perhatian adalah anak kecil. Pemikiran seperti ini harus diluruskan. Memang anak SMA harus belajar mandiri, tapi harus diingat bahwa semua anak, baik yang masih kecil, maupun yang sudah remaja sama-sama memerlukan perhatian dan bimbingan orangtua. Kalau mereka tidak mendapatkannya maka akibatnya akan menyedihkan.
Karenanya, SMA Lazuardi GIS selalu berusaha menyisipkan pertemuan dengan orangtua dalam setiap agenda pengambilan raport siswa. Sangat diharapkan supaya setiap orangtua siswa berusaha keras untuk hadir dalam setiap undangan sekolah agar kerjasama ini lebih bisa terwujud.
Orangtua dan guru harus bergandengan tangan dan bekerjasama, berkomunikasi secara intens dan sungguh-sungguh untuk membantu anak berkembang dengan baik.
Mendidik anak memang banyak teorinya, tetapi teori-teori tersebut tidak bisa diaplikasikan secara seragam kepada semua anak. Orangtua dan guru harus bisa mengcustomize, menyesuaikan dengan watak masing-masing anak.
Secara tertulis, sekolah juga menerbitkan buletin bulanan laznewz, profil siswa dan surat edaran yang bertujuan membuat orangtua mengetahui apa saja agenda dan aktifitas anak-anak di sekolah selama satu bulan.
Sekolah berharap setiap informasi yang diterbitkan untuk orangtua bisa menjadi catatan untuk memantau perkembangan ananda. Dan juga mencatat tanggal- tanggal penting termasuk libur sekolah agar tidak berbenturan dalam mengatur acara liburan keluarga dan agenda lain-lainnya.
* Dra. Hj. Alwiyah Bagir, Direktur SMA dan SMK Lazuardi GIS Depok.
Wednesday, September 09, 2015
Hernowo Hasim : “Mengikat Makna dengan Menulis”
Foto 1 : Buku Mengikat Makna Karya Bapak Hernowo |
Dari selebaran biografi tersebut, bapak Hernowo sudah mengajarkan pada para siswa untuk bisa menghafal perjalanan singkat beliau dengan suatu moment-moment penting yang mudah diingat dan lekat di memori. Itulah yang disebut dengan Mengikat Makna, menjembatani memori otak manusia, agar lebih mudah mengingat tulisan atau pengetahuan yang sudah dibaca dan dipelajarinya.
Foto 2 : Bapak Hernowo Hasim dalam Acara Life Skills SMA Lazuardi GIS |
Dalam acara Life Skill yang digelar oleh SMA Lazuardi GIS ini bapak Hernowo pun memberikan pelatihan kepada para siswa untuk mengikat makna terhadap apa yang sudah beliau tulisankan dan ceritakan. Bapak Hernowo kemudian memberikan waktu 5 menit kepada para siswa untuk menuliskannya, lalu diberikan kesempatan kepada perwakilan siswa/i untuk menyampaikan di hadapan teman-temannya yang lain. Dan atas keberanian siswa/i yang sudah menyampaikan “ikatan makna”nya bapak Hernowo memberikan buku gratis kepada mereka.
Foto 3 : Cuplikan acara Life Skills SMA Lazuardi GIS |
Menurut bapak Hernowo, yang sudah berhasil menulis 53 buku di usianya yang ke 58 ini, kekayaan pengetahuan tidak bisa dibeli baik oleh emas ataupun perak karena pengetahuan hanya bisa didapat dengan pengalaman membaca. Prinsip penting mengikat makna, “Membaca adalah memasukkan kata-kata sebanyak mungkin ke dalam pikiran. Sementara menulis adalah mengeluarkan atau menampilkan pengalaman batin lewat bantuan kata-kata.”
Banyak ilmu dan pengetahuan yang ingin di sharing bapak Hernowo berkenaan dengan materi Mengikat Makna ini, tapi karena keterbatasan waktu maka acara harus dihentikan. Namun bapak Hernowo sangat membuka sekali ruang diskusi kepada peserta Life Skills dan dapat menghubungi beliau di akun FB-nya “hernowo mengikat makna”, no hp-nya, atau di e-mail-nya: hernowo.mengikatmakna@gmail.com
Acara kemudian ditutup dengan persembahan lagu dari perwakilan siswa/I SMA Lazuardi GIS yang dibawakan oleh Hana Sabhira Kaza Novianto dan Bagus dari kelas X-MS.1 Nadiv Arvy Pravita kelas X-Soc.1 serta Reinnanda Dale Carnegie, Nabila Putri Adinda dan Ervani Tri Wijayanti dari kelas X-Soc.2. Bersamaan dengan lagu Grenade dari Bruno Mars, maka acara Life Skills minggu ini pun usai. Abd/RJK
Thursday, September 03, 2015
Abdillah Toha : Untuk Bisa Sukses Tidak Cukup Kerja Keras Tapi Juga Harus Bisa Kerja Cerdas
Setiap orang pasti ingin sukses dan bahagia, namun bagaimana kita menyiasatinya agar kedua hal tersebut dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa sukses tidak cukup hanya kerja keras tapi juga harus diimbangi dengan kerja cerdas.
Bapak Abdillah Toha selain mengajarkan anak-anak SMA Lazuardi untuk hidup sukses juga memberikan tips agar kita dalam hidup ini harus bisa menggapai kebahagiaan. Dan bahagia hanya dapat diraih dengan mengerjakan pekerjaan atau tugas yang memang disukainya.
“syukur-syukur bisa punya pekerjaan yang tadinya hobi bisa jadi penghasilan,” tutur Bapak Abdillah Toha yang juga pernah menjadi mantan Anggota DPR RI, wakil Daerah pemilihan Banten 2, periode 2004-2009 asal PAN.
Sukses dan bahagia ini juga harus dibarengi dengan rasa ikhlas dalam menekuni dan menjalani proses sehari-hari. Dengan gayanya yang santai dan komunikatif, dihadapan siswa/I SMA Lazuardi, bapak Abdillah dapat menghidupkan suasana sehingga anak-anak antusias untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak Abdillah atau sebaliknya anak-anak bertanya kepada bapak Abdillah.
Saat ada salah satu siswa SMA Lazuardi bertanya tentang kiat-kiatnya bisa mendapatkan beasiswa kuliah, bapak Abdillah pun menjawab dengan lugas, bahwa sebagai siswa harus sigap dan memiliki wawasan yang luas dengan banyak membaca, entah itu media cetak, ataupun media online (internet) karena saat ini beasiswa banyak bertebaran tidak seperti di zamannya dulu. “intinya harus bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh si pemberi beasiswa, seperti nilai akademis yang baik dan terus meningkat,” tambah bapak Abdillah, yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana jurusan Commerce, lulus dengan First Class Honors dan meraih J A Wood Memorial Award pada Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia, bersamaan dengan Wakil Presiden RI Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966.
Acara Life Skill yang dimulai dari pukul 10.30 wib tak terasa sudah selesai pukul 12.00 wib. Kemudian di tutup dengan performance dari perwakilan siswa/i SMA Lazuardi GIS yang menampilkan musikalisasi Puisi yang dibawakan oleh Shabian Ramadhigan dari kelas 11 MIA 2 sebagai pemetik gitar dan Thalianabilla Khalisha kelas 11 MIA yang membacakan puisi. Abd/RJK
”bila orang-orang membutuhkan waktu 10 jam untuk menyelesaikan sesuatu, bekerja cerdas bisa menyelesaikan hal tersebut cuma dalam waktu 2 jam,”ujar bapak Abdillah Toha, Mantan Penasehat Wakil Presiden RI bidang Telaah Strategi, saat mengisi materi Life Skill kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Rabu (2/9/2015).
Bapak Abdillah Toha selain mengajarkan anak-anak SMA Lazuardi untuk hidup sukses juga memberikan tips agar kita dalam hidup ini harus bisa menggapai kebahagiaan. Dan bahagia hanya dapat diraih dengan mengerjakan pekerjaan atau tugas yang memang disukainya.
“syukur-syukur bisa punya pekerjaan yang tadinya hobi bisa jadi penghasilan,” tutur Bapak Abdillah Toha yang juga pernah menjadi mantan Anggota DPR RI, wakil Daerah pemilihan Banten 2, periode 2004-2009 asal PAN.
Sukses dan bahagia ini juga harus dibarengi dengan rasa ikhlas dalam menekuni dan menjalani proses sehari-hari. Dengan gayanya yang santai dan komunikatif, dihadapan siswa/I SMA Lazuardi, bapak Abdillah dapat menghidupkan suasana sehingga anak-anak antusias untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak Abdillah atau sebaliknya anak-anak bertanya kepada bapak Abdillah.
Saat ada salah satu siswa SMA Lazuardi bertanya tentang kiat-kiatnya bisa mendapatkan beasiswa kuliah, bapak Abdillah pun menjawab dengan lugas, bahwa sebagai siswa harus sigap dan memiliki wawasan yang luas dengan banyak membaca, entah itu media cetak, ataupun media online (internet) karena saat ini beasiswa banyak bertebaran tidak seperti di zamannya dulu. “intinya harus bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh si pemberi beasiswa, seperti nilai akademis yang baik dan terus meningkat,” tambah bapak Abdillah, yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana jurusan Commerce, lulus dengan First Class Honors dan meraih J A Wood Memorial Award pada Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia, bersamaan dengan Wakil Presiden RI Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966.
Acara Life Skill yang dimulai dari pukul 10.30 wib tak terasa sudah selesai pukul 12.00 wib. Kemudian di tutup dengan performance dari perwakilan siswa/i SMA Lazuardi GIS yang menampilkan musikalisasi Puisi yang dibawakan oleh Shabian Ramadhigan dari kelas 11 MIA 2 sebagai pemetik gitar dan Thalianabilla Khalisha kelas 11 MIA yang membacakan puisi. Abd/RJK