Instagram Twitter  Facebook 

Monday, November 10, 2014

PEMANFAATAN KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PADA BATERAI KERING


Raka Daniswara Radhika (9964127291)
abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif baterei kering dari kulit pisang dan mengetahui keunggulan baterei kering dari kulit pisang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, dimana variabel bebasnya adalah jenis kulit pisang dan variabel terikat adalah voltase baterainya. Prosedur dari percobaan ini mengganti pasta ( yang ada didalam baterai menjadi pasta kulit pisang. Hasil penelitian ini adalah kulit pisang dapat menghasilkan voltase walaupun rendah dibanding baterai ABC yang baru. Voltase kulit pisangnya yaitu 0,8 V untuk kulit pisang raja bulu, 1,13 V untuk kulit pisang raja sereh/susu dan 1 V untuk kulit pisang sunpride.

Kata kunci : kulit pisang, Baterai kering


1. Pendahuluan


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga namun ternyata limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika di proses secara baik dan benar. Dilihat dari jenisnya limbah bisa berbentuk cair, padat, gas dan limbah beracun. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia baik itu senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. (id.wikipedia.org/wiki/Limbah)

Di Indonesia banyak sekali sampah atau limbah yang dibuang begitu saja dan mencemari lingkungan sekitar yang sekarang menjadi masalah besar yang susah di selesaikan.  Salah satunya limbah kulit pisang dari domestik(rumah tangga) seperti kulit pisang dan limbah industri seperti batu baterai. Masih banyak orang yang membuang limbah kulit pisang ini tanpa mengetahui kandungan yang tersembunyi didalamnya akibatnya mencemari lingkungan sekitar. Selain mencemarkan lingkungan namun kulit pisang mempunyai kandungan yang berguna sekali yaitu Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. Jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. (smpn1baturaden.wordpress.com)
Baterai merupakan aplikasi sel volta. Sel kering tersusun atas silinder seng berisi pasta dari campuran batu kawi(Mn, salmiak(, karbon dan sedikit air. Seng berfungsi sebagai anode(elektroda negatif, grafit yang merupakan elektrode inert sebagai katode(elektroda positif). Limbah baterai termasuk kedalam  limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) maka agar tidak menjadi sampah, perlu adanya pemanfaatan kembali baterai bekas. (Justiana dan Muchtaridi Sandiri, 2009)

Kandungan pada kulit pisang dapat dipakai sebagai baterai kering. Baterai kering ini dapat menjadi bahan baku alternatif dan dapat untuk mencegah pencemaran lingkungan dari limbah tersebut. Maka dari itu penulis ingin meneliti bagaimana cara untuk memanfaatkan kulit pisang untuk bahan baku baterei kering.

2. Instrumen dan Prosedur Penelitian

Alat:
1.       Pisau
2.          Alat penumbuk/blender
3.          Voltmeter
4.          Gunting dan pisau
Bahan:
1.       Baterai bekas(dengan merk yang sama)
2.       Kulit pisang
 Prodesur Penelitian
1. Pertama, disiapkan terlebih dahulu kulit pisang.
2. Kulit pisang dihaluskan.
3. Baterai bekas dibuka penutupnya menggunakan gunting dengan hati-hati agar tidak rusak. Bagian yang harus dibuka terlebih dahulu adalah pembungkus baterai. Kemudian dibuka bagian atas baterai. Syaratnya harus menggunakan baterai bekas yang kondisi anode dan katodenya (seng dan karbon) masih baik, yaitu tidak berkarat.
4. Serbuk karbon yang ada didalam baterai kemudian dikeluarkan secara perlahan dan hati-hati.
5. Kemudian serbuk karbon tersebut digantikan dengan kulit pisang.
      yang sudah dihaluskan tadi.
6. Terakhir, tutup kembali baterai dengan rapat.
7. Untuk mengetahui besarnya tegangan dan arus pada baterai, dapat dilakukan uji coba menggunakan voltmeter dan amperemeter

3. Hasil Penelitian

No
Jenis pisang
I
II
III
Rata- rata
awal
akhir
awal
akhir
awal
akhir
akhir
1
Pisang Raja Bulu
0
1 volt
0
0,6 volt
0
0,8 volt
0,8 volt
2
Pisang Raja Sereh/ Susu
0,3 volt
1,1 volt
0,4
1,2 volt
0,5
1,1 volt
1,13 volt
3
Pisang Sunpride
0,2
1 volt
0,1
0,8 volt
0,3
1,2 volt
1 volt

No
Jenis pisang
I
II
III
1
Pisang Raja Bulu
21,67 mA
25 mA
25 mA
2
Pisang Raja Sereh/Susu
25 mA
25 mA
25 mA
3
Pisang Sunpride
22,5 mA
24,17 mA
25     A
Dilihat dari hasil penelitian baterai pisang ternyata menghantarkan listrik. Penelitian ini menggunakan 3 jenis pisang yang berbeda dan dengan 3 kali pengulangan, pisang yang dipakai antara lain pisang raja bulu, pisang raja sereh/pisang susu, dan pisang sunpride. Hasilnya bahwa pisang raja bulu setelah dilakukan 3 kali percobaan dihasilkan sebesar 0,8 volt. Sedangkan pisang raja sereh dihasilkan voltase sebesar 1,13 volt dan pisang sunprde dihasilkan sebesar 1 volt. Dilihat dari voltase yang dihasilkan pisang raja sereh paling besar dari pisang sunpride dan pisang raja bulu. Kemudian yang terendah yaitu pisang raja bulu dibandingkan pisang sunpride dan pisang raja sereh/pisang susu.

                Pada awalnya penelitian memakai baterai baru yang dibuang pastanya. Kemudian menggantikan dengan kulit pisang. Namun sepertinya tidak berpengaruh karena dari hasil voltase yang didapat masih sama seperti yang baru. Hal ini mungkin disebabkan oleh pasta (campuranserbuk karbon dan) yang belum bersih seluruhnya, ataupun pasta yang menempel pada kertas atas dan bawah (insulator). Maka lebih baik memakai baterai yang telah habis atau telah digunakan terlebih dahulu.

                Hasil penelitian ternyata bersesuaian dengan hipotesis, dan terbukti bahwa kulit pisang dapat menghantarkan listrik. Hal ini disebabkan karena konstruksi baterai kering kulit pisang sama dengan baterai biasa. Perbedaannya adalah pada elektrolitnya. Kulit pisang mengandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam Natrium yang mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. Menurut saya KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Tetapi belum mengetahui secara pasti unsur/kandungan yang
 terjadi di katoda baterai dan proses pertukaran elektron di katoda tersebut.
Menurut Nizar Giyan Budiyanto, Aditya Nursantoso (2008) Pisang juga mengandung Magnesium dan Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng (Zn) yang merupakan elektroda positif. jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik searah.

                Arus listrik searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara.

                Walau pun Kandungan antara baterai kering dan kulit pisang hampir sama tetapi voltase dari kulit pisang yang dihasilkan lebih kecil dari baterai kering baru yang biasa kita pakai. Perbandingan antara baterai biasa dengan baterai yang telah diganti dalamnya oleh pisang sangatlah jauh. Baterai baru yang mengandung karbon mempunyai tegangan 1,5 volt sedangkan baterai yang telah diganti dalamnya oleh pisang hanya sampai 1,1 volt. Hal ini menyebabkan baterai yang berisi kulit pisang tidak cukup kuat untuk menyalakan suatu benda dengan maksimal contohnya senter, lampu bohlam dan lain-lain. Untuk menyalakan dengan maksimal, setidaknya menopang dengan baterai baru yang berisi karbon.

Oleh sebab itu, menentukan berapa lama baterai tersebut bertahan itu sangatlah tidak mungkin karena harus ditopang dengan baterai baru. Lebih kecilnya voltase yang dihasilkan juga mungkin disebabkan baterai yang dipakai yaitu bekas yang bagian dari baterai tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik karena sebagian hancur, sudah lama tidak dipakai, karatan, alumunium yang sudah rapuh ataupun hancur dan faktor lainnya.

4. Kesimpulan

                Dari pembahasan dan data yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa baterai dari kulit pisang dapat menghasilkan voltase pengganti serbuk karbon pada baterai sebesar 0,8 volt yaitu pisang raja bulu, 1,13 volt yaitu pisang raja sereh/pisang susu, dan 1 volt yaitu pisang sunpride. Penyebabnya kulit pisang mengandung senyawa yang bersifat elektrolit kuat yaitu mineral dalam jumlah terbanyak adalah potassium atau kalium (). Kulit pisang juga mengandung garam Na yang mengandung klorida () dalam jumlah sedikit. Reaksi antara kalium dan garam sodium dapat membentuk kalium klorida atau KCl. KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik.

5. Daftar Pustaka

Susilowati, Endang. Kimia3 untuk XII SMA dan MA. Jakarta: PT.Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2012.
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep inti jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2002
Gonick, Larry and Craig Criddle. Kartun Kimia. Jakarta: KPG,2008
Justiana, Sandiri and Muchtaridi. Kimia 3 SMA Kelas XII. Jakarta: Yudistira, 2009
Susilowati, Endang. Theory and Application of Chemistry for Grade XII of Senior
High School and Islamic Senior High School, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009
Yulianto, A. Budidaya buah-buahan Rambutan, Pisang, Semangka, Jeruk,
Mangga, Pepaya.   Jakarta, 2012
Gonick, Larry and Art Huffman. Kartun Fisika. Jakarta: KPG, 2010
Achmad, Hiskia. Elektrokimia. Jakarta: Jurusan Kimia Fakultas MIPA,1990
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah  Search:  22.00 PM/SELASA  31 JULI 2012
http://smpn1baturaden.wordpress.com/2009/05/15/kir-pemanfaatan-kulit-pisang-sebagai-bahan-baku-baterai-kering/  Search:  22.00 PM/SELASA  31 JULI 2012
http://onlinebuku.com/2011/12/10/pemanfaatan-kulit-pisang-sebagai-bahan-baku-baterei-kering/ search: 10.00 PM Jumat 17 agustus 2012
search: 10.00 PM sabtu 18 agustus 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks search: 23.44 pm sabtu 01/09/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_galvani search: 0:04 am minggu 02/09/2012

2 comments :

  1. kulit pisang nya itu harus mentah, sedang, atau yang udah busuk?
    lalu apa berpengaruh jika kulit pisang nya itu busuk?
    berapa tahan lama daya baterai kulit pisang mentah, sedang, dan busuk?
    kandungan komposisi kimia pada blog ini, pisang yang bagai mana. yang busuk, mentah atau sedang.
    terimakasih, mohon segera jawaban nya untuk tugas.
    terima kasih sekali lagi.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas informasinya. Sangat membantu dalam mencari referensi tentang dunia elektronika.
    Silahkan kunjungi ps-elektronika.gunadarma.ac.id

    ReplyDelete

Saat ini kami tidak menyaring komentar Anda.

Semoga Allah yang maha mengetahui memberi Anda kesuksesan dan keberkahan hidup bilamana pertanyaan, komentar, saran/kritik membangun disampaikan dengan santun.

Regards,
Ted.