Mohammad Hasbi Abiyadi (99611366748)
Abstrak
Peneitian ini
bertujuan untuk mengukur seberapa efektif penerapan sholat fardhu setiap hari
di lingkungan asrama putra SMA Lazuardi GIS.
Penelitian
ini menggunakan metode observasi dengan menggunakan angket yang dilakukan di lingkungan asrama putra SMA
Lazuardi GIS pada bulan Oktober 2012. .
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan
sholat fardhu setiap hari di asrama putra SMA Lazuardi GIS tidak berpengaruh
kepada seluruh siswa asrama SMA Lazuardi GIS karena sebagian siswa asrama putra
tidak menerapkan nilai-nilai ibadah asrama di rumah siswa asrama masing-masing.
Kata Kunci : Pengaruh,sholat fardhu di
asrama, sholat fardhu di rumah
1. Pendahuluan
Sholat merupakan rukun islam yang kedua
setelah syahadat. Ia merupakan salah satu amal yang tidak boleh ditinggalkan
karena amal yang pertama dihisab (dihitung) nanti adalah sholat. Sholat juga
dapat mencegah umat muslim dari perbuatan kejih dan mungkar sesuai dengan
firman Allah dalam al-qur’an yang berbunyi: Sesungguhnya sholat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji (zinah) dan mungkar. Dan sesungguhny amengingat
Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan
Allah mengetahuiapa yang kamukerjakan (al-‘Ankabut : 45) 29:45.Dalam banyak
hadis, Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan keras kepada orang yang
suka meninggalkan sholat.
Orang yang meninggalkan sholat maka pada hari
kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan hadis
berikut ini: "Barangsiapa yang menjaga sholat maka ia menjadi cahaya,
bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak
menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada
hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Salat)
Asrama adalah suatu tempat penginapan
yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid-murid sekolah.Asrama
biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh
beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuninya menginap di asrama untuk
jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel atau losmen. Alasan untuk
memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat tinggal asal sang penghuni
yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah
dibandingkan bentuk penginapan lain, misalnya apartemen. Selain untuk menampung
murid-murid, asrama juga sering ditempati peserta suatu pesta olahraga.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
asrama sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa bertempat tinggal dalam
jangka waktu yang relative tetap bersama dengan guru sebagai pengasuhnya yang
memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses pengembangan pribadinya
melalui proses penghayatan dan pengembangan nilai budaya. (http://manajemenlayanankhusus.wordpress.com/2012/06/04/171/)
Menurut Csikszentimihalyi dan Larson
(ahli psikologi) (1984:19) menyatakan bahwa remaja
merupakan restrukturasi kesadaran. Namun
Csikszentimihalyi dan Larson menyatakan bahwa puncak perkembangan jiwa itu
ditandai dengan adanya proses perubahan kondisi entrophy menuju kondisi
negantropy. Entropy secara psikologis adalah isi kesadaran yang masih saling
bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kapasitas kerjanya
dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan untuk orang yang bersangkutan.
Kondisi ini selama remaja secara bertahap disusun, diarahkan, distrukturkan
kembali sehingga lambatlaun seseorang akan menuju ke kondisi negantropy atau
negative tropy. Kondisi negantropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun
dengan baik dan rapi, pengetahuan yang satu
terkait dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungannya
dengan perasaan atau sikap. Oleh karena itu peneliti ingin memastikan menganai
penerapan sholat fardhu di asrama apakah berpengaruh pada siswa asrama atau
tidak.
Berdasarkan pernyataan diatas kita
mengetahui betapa pentingnya sholat sebagai benteng atau pondasi bagi kaum
muslim. Dan di lingkungan siswa asrama sudah sering di terapkan sholat fardhu
secara disiplin sebagai pengembangan nilai-nilai ibadah yang positif untuk
membentuk kepribadian yang baik. Bentuk dari kedisiplinan asrama seperti ketika
adzan sholat sudah dikumandangkan mereka semua harus pergi menuju tepat waktu
masjid untuk melaksanakan sholat. Apabila salah satu dari siswa asrama telat
datang ke masjid, maka akan dikenakan sanksi. Bentuk kedisiplinan yang lain
saat pelaksanaan sholat. Siswa asrama dilarang keras untuk bercanda ketika
sholat.
Dan saat dzikir semua siswa asrama harus
berdzikir. Apabila siswa asrama melanggar kedisplinan tersebut, akan dikenakan
sanksi pula namun lebih berat dari yang hanya terlambat datang ke masjid.Tapi
ketika di luar asrama atau di rumah, mereka tidak menerapkan nilai-nilai ibadah
sholat di asrama. Itu berarti sholat mereka di asrama hanya sekedar penggugur
kewajiban sehingga ketika berada di rumah mereka beranggapan bahwa mereka sudah
terlepas dari beban tersebut. Itu bisa di sebabkan karena fakor-faktor psikologi para remaja
sesuai yang telah diuraikan di atas.
2. Instrumentasi
Dan Prosedur Penelitian
- Instrumen
Penelitian
Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Angket
- Laptop
Bahan yang digunakan:
- Siswa Asrama SMA Lazuardi
GIS.
- Prosedur
Penelitian
- Membuat angket melalui media laptop.
- Membagikan angket kepada beberapa siswa asrama kelas X dan kelas XI
SMA Lazuardi GIS.
- Mengolah data yang telah di dapat melalui media angket ke media
Microsoft Excel dan membentuk tabel.
3. Hasil
Penelitian
Dari hasil data angket yang telah disebarkan di atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa asrama telah paham mengenai sholat fardhu dan
menganggap sholat fardhu itu penting. Walaupun mereka anggap penting, masih ada
beberapa siswa asrama yang mengerjakan sholat fardhu kurang dari lima.
Kebanyakan siswa asrama yang mengerjakan sholat fardhu kurang dari lima suka
meninggalkan sholat fardhu karena alasan terentu.
Dari pertanyaan nomor 3 terdapat 45% siswa asrama yang dimasa remaja ini
suka meninggalkan sholat dan sisanya 55% tidak. 70% dari siswa asrama rajin
melaksanakan sholat disaat sebelum remaja dan 30% siswa asrama adalah
kebalikannya. Dari data tersebut dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal.
Pertama, masa remaja memepengaruhi kedisplinana sholat fardhu mereka. Kedua,
masa remaja da masa sebelum remaja tidak mempengaruhi ibadah. Ketiga, sebagian
besar siswa asrama rajin melaksanakan sholat sebelum masa remaja yang sekarang
sholatnya dipengaruhi oleh masa remaja. Keempat, sebelum masa remaja ada
sebagian kecil siswa asrama tidak rajin melaksanakan sholat yang sekarang
kedisplinan sholatnya dipengaruhi masa remaja dan juga sholatnya tidak
dipengaruhi masa remaja maupun sebelum remaja.
Padahal hampir seluruh siswa asrama sudah dianjurkan secara displin oleh
orangtua mereka sebanyak 95% untuk melaksanakan sholat. Meski begitu, sudah ada
banyak siswa asrama yang melaksanakan sholat fardhu sebanyak 80% meskipun
terkadang tidak lima waktu baik di rumah dan dimana saja. Dan penerapan sholat
fardhu setiap hari di asrama berdampak pada siswa asrama sebanyak 80% dan 20%
siswa asrama tidak.
Kesimpulan
Setelah dikumpulkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan sholat fardhu diasrama berpengaruh pada sebagian besar siswa asrama
terhadap sholot fardhu dirumah.
DAFTAR PUSATAKA
2.)
(http://manajemenlayanankhusus.wordpress.com/2012/06/04/171/)
4.)
Sarwono W, Sarlito. 2012 Psikologi Remaja :
Jilid Ke-15. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
5.) Mustofa Agus. 2012 Khusyu’ Berbisik Dengan ALLAH.
Surabaya: Padmapress.
0 comments :
Post a Comment
Saat ini kami tidak menyaring komentar Anda.
Semoga Allah yang maha mengetahui memberi Anda kesuksesan dan keberkahan hidup bilamana pertanyaan, komentar, saran/kritik membangun disampaikan dengan santun.
Regards,
Ted.