Instagram Twitter  Facebook 

Monday, November 10, 2014

PERBANDINGAN KANDUNGAN TANIN ANTARA TUMBUHAN MENIRAN (Phyllanthusniruri) DAN TUMBUHAN JAMBU BIJI (Psidiumguajava L) SEBAGAI OBAT DIARE



Dion Wijaya (9962867852)
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar tanin pada tumbuhan meniran dan tumbuhan jambu biji sebagai obat diare. Selain itu untuk mengetahui mana yang lebih efektif untuk dijadikan obat diare, dengan cara perbandingan.                                                                                                     Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2012 – 9 November 2012, penelitian ini dilakukan di laboratorium SMA Lazuardi GIS. Penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimen. Variabel bebas dari karya ilmiah ini adalah tumbuhan meniran dan tumbuhan jambu biji. Sedangkan variabel terikat dari karya ilmiah ini adalah kadar tanin. Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapatkan adalah kandungan yang terdapat pada tumbuhan meniran lebih besar kandungan taninnya dibandingkan dengan tumbuhan jambu biji. Maka tumbuhan meniran lebih efektif dalam pengobatan diare.

Kata Kunci: Tumbuhan Meniran, Tumbuhan Jambu Biji, Tanin, Kandungan, Diare



1. Pendahuluan
Diare merupakan penyakit yang banyak di derita oleh banyak masyarakat. Diare adalah penyakit yang menyebabkan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lebih cair sampai seperti air. Lingkungan yang kurang sehat juga membuat penyakit diare ini lebih mudah menyebar. Sehingga, masyarakat sering mengalami penyakit ini.
Obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit diare adalah obat yang mengandung bahan kimia, sebagai contoh obat berbahan kimia yakni Diapet. Obat berbahan kimia biasanya mempunyai efek samping dan terkadang ada beberapa jenis organ yang tidak dapat menerima efek obat tersebut. Untuk itu, perlu adanya pengganti dari obat yang berbahan kimia tersebut. Salah satunya adalah menggunakan obat-obatan herbal. Obat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan dasar tumbuh-tumbuhan. Salah satu contoh obat herbal yang bisa menyembuhkan penyakit diare adalah Xamthone.
Menurut beberapa penelitian bahwa obat herbal yang bisa digunakan untuk obat diare adalah tumbuhan yang mengandung senyawa tanin. Salah satu tumbuhan yang mengandung tanin adalah tumbuhan meniran dan tumbuhan jambu biji. Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri) adalah tumbuhan yang tumbuh dengan liar. Sehingga mudah dicari. Tumbuhan jambu biji (Psidium guajava L) adalah tumbuhan yang tumbuh di tanah yang gembur maupun liat, tumbuhan jambu ini juga dapat tumbuh dengan liar.
Dibandingkan dengan tumbuhan lain, daun meniran dan daun jambu biji memiliki kadar tanin yang cukup tinggi. Sehingga,berdasarkan masalah di atas, peneliti ingin membandingkan kandungan zat tanin dalam tanaman meniran dan tanaman jambu biji sebagai indikator dalam menyembuhkan penyakit diare.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian dari karya ilmiah ini menggunakan metode eksperimen. Yakni penelitian akan men gekstrak sari dari tumbuhan meniran dan tumbuhan jambu biji untuk dibandingkan dari segi kandungan tanin dari masin-masing tumbuhan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebas dari karya ilmiah ini adalah tanaman yang dipilih. Tanaman yang dipilih dapat diubah menjadi tanaman yang lain. Sementara itu, variabel terikat dari karya ilmiah ini adalah kandungan yang terdapat didalam tumbuhan yang dipilih, yakni adalah kandungan tanin. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2012 - 9 November 2012.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Gelas ukur, Pipet, Gelas piala, Kaca arloji, Blender, Hotplate, Magnetic stirring. Kulkas, Oven, Labu takar, Gunting, Selotip. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:Daun meniran, Daun jambu biji, Aquades, Bubuk gelatin, Bubuk kaolin, Bubuk KMnO4, Bubuk Na2C2O4,  Larutan HSO, Larutan asam sulfat, Larutan garam Na-Khloridajenuh, Larutan garam jenuh, Larutan indigokarmin, Alumunium Foil, Kertas saring. Tahap dalam penelitian ini adalah:
1.         Pembuatan larutan 0,1 Mol KMnO4
-            Ditimbang KMnO4 sebanyak 3,2 g, kemudian dilarutkan dalam 1 liter aquades.
-            Dididihkan selama 10-15 menit untuk mengusir semua oksigen yang terlarut, kemudian disimpan selama 1 malam.
-            Kemudian disaring dengan kertas saring dan diencerkan sampai 1 liter dengan aquades, penyimpanan dalam gelas piala dan disimpan ketempat yang gelap.
2.         Standarisasi KMnO4
-   Ditimbang 0,3 g Na2C2O4 murni yang telah dikeringkan pada suhu 105C, dimasukkan kedalam 250 ml H2SO4 (1:19) yang telah dididihkan selama 10 menit.
-        Setelah larut semua kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 yang akan distandardisasi sampai warna yang timbul Nampak akan hilang (lebih kurang dibutuhkan 34 ml larutan KMnO4).
-  Dipanaskan lagi sampai hampir mendidih, lalu titrasi diteruskan perlahan-lahan sampai timbul warna jambon yang dapat bertahan selama 30 detik.
-        Untuk lebih teliti dilakukan titrasi blanko (250 ml asamsulfat 1:19 tanpa penambahan Na-oksalat) dengancara yang sama. Biasanya kebutuhan larutan KMnO4 untuk titrasi blanko ini tidak kurang dari 0,05 ml. kebutuhan larutan KMnO4  adalah jumlah KMnO4 pada titrasi pertama dikurangi dengan titrasi blanko.
Normalitas KmnO4 = g Na-oksalat/0,067007nx ml KmnO4
3.     Larutan gelatin
Sebanyak 25 g gelatin dicampur dengan 500 ml larutan garam Na-khlorida jenuh, dipanaskan sampai gelatin larut semua. Setelah dingin ditambah larutan garam jenuh sampai volume 1 liter.
4.     Penentuan Senyawa Tanin
Metoda Lowenthal – procter
-        Sebanyak 5 g bahan yang telah ditumbuk halus ditambah 400 aquades kemudian didihkan selama 30 menit
-        Setelah didinginkan dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml dan ditambah aquades sampai tanda, lalu disaring ( filtrat 1)
-        Diambil 10 ml filtrate ditambah 25 ml larutanin digokarmin dan 750 ml aquades. Selanjutnya dititrasi dengan larutan KMn04 0,1 N, sampai warna kuning emas, misal diperlukan A ml
-        Diambil 100 ml filtrat 1 ditambah berturut-turut  50 ml larutan gelatin, 100 ml larutan garam asam, 10 g kaolin powder. Selanjutnya digojog kuat-kuat beberapa menit dan disaring (filtrat 2)
-        Diambil 25 ml filtrat II, dicampur dengan larutan indigokarmin sebanyak 25 ml dan aquades 750 ml. Kemudian dititrasi dengan larutan KmnO4 0,1 N, Misal dibutuhkan B ml.
-        Standarisasi larutan KmnO4 dengan Na-oksalat 
Perhitungan :
1 ml KmnO4 0,1 N = 0,00416 g tanin
Kadar tanin          = (50 A-50B) X N/0,1x 0,004165
N                             = Normalitas \KMnO4
3. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tumbuhan meniran mempunyai kadar tanin 2,9 % sedangkan jambu biji sebesar 1,25 %. Hal ini tidak bersesuaian dengan hipotesis awal dimana kadar tanin pada jambu lebih banyak dibandingkan dengan meniran. Hipotesis tersebut dilandaskan berdasarkan literatur yang disebutkan bahwa daun jambu mempunyai kadar tanin sebesar 17%. Namun, pada kenyataannya tidak demikian, kadar tanin dari jambu biji yang didapat hanya 1,25 %. Beberapa penyebabnya antara lain adalah titrasi yang dilakukan pada sampel hanya satu kali pengulangan, Sementara itu, seharusnya titrasi dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar hasilnya lebih valid. Selain itu, kualitas dari ekstrak jambu biji sendiri kemungkinan kurang baik, mungkin disebabkan oleh pemanasan suhu yang tinggi. Sehingga, hal tersebut memungkinkan adanya beberapa zat tanin yang hilang.
Rangkaian prosedur percobaan pencarian kadar tanin, mula-mula dengan pembuatan reagennya secara sendiri dimulai dari pembuatan KMnO4 0,1 N untuk  menguji kevalidan konsentrasinya, lalu menstandardisasi larutannya dengan natrium oksalat, Standardisasi ini berguna untuk mengetahui konsentrasi yang terdapat pada larutan KMnO4.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa daun meniran akan lebih bisa menyembuhkan diare. Hal ini dapat dilihat dari kadar tanin yang lebih besar daripada kadar tanin dari daun jambu biji. Kandungan tanin dapat menyembuhkan atau memperlambat kemungkinan terjadinya penyakit diare. Mekanisme penghambatan diare oleh senyawa tanin kurang lebih seperti ini.
Senyawa tanin biasa dijadikan obat herbal. Hal ini dilihat dari fungsinya yakni dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sehingga penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri akan dihambat pertumbuhannya oleh zat tanin yang fungsinya sebagai penghambat bakteri.
4.  Kesimpulan
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini telah disebutkan kandungan dari masing-masing tumbuhan, baik dari tumbuhan meniran (Phyllanthusniruri) maupun dari tumbuhan jambu biji (Psidiumguajava L). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam karya ilmiah ini, Dapat disimpulkan bahwa kandungan tanin yang terdapat pada tumbuhan meniran lebih banyak dibandingkan kandungan tanin yang terdapat pada tumbuhan jambu biji. Maka tumbuhan meniran lebih efektif dalam pengobatan penyakit diare dibandingkan dengan tumbuhan jambu biji.
5. Saran
Pada penelitian yang selanjutnya, penulis diharapkan untuk:
1.     Lebih teliti dalam mengukur larutan dan takaran dalam penelitian.
2.     Mencari tumbuhan lain untuk dijadikan perbandingan kandungan Tanin
yang lebih besar.
3. Digunakan alat-alat yang lebih spesifik dalam mengukur larutan Tumbuhan Meniran dan Tumbuhan Jambu Biji.
4.  Membuat tiga kali pengulangan untuk setiap pekerjaan.
6.  Daftar Pustaka
[1] Dalimartha, Setiawan, 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid2.Jakarta :Trubus Agriwijaya.
[2] Drs. H. ArduSumarna, B.Sc. Drs. H.E. Krisnandi Ismail, B.Sc. Ir. HAriyanto, M.Pd. 2004.Pengantar Kimia Analisis II (Titrimetri). Bogor : SMA Kimia Bogor
[3] J.M.C. Johari& M. Rahmawati. 2006. Kimia 2. Jakarta : ESIS.
[4] Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[5] Maya Puspitasari Setiawan.2006. Inhibisi Ekstrak Air dan Etanol Sambiloto (Andro grap hispaniculata [Burm.f.]Nees) Terhadap Aktivitas Tirosen Kinase.Bogor : IPB Bogor.
[6] Sandri Justiana & Muchtaridi. 2009. Kimia 2. Bandung : Yudhistira.
[7] Sihombing, Hotrim Elsandra. 1986. Pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap diare buatan pada tikus putih. Skripsi Jurusan Farmasi Fakultas MIPA UI.
[8] SlametSumarmadji, dkk. 1976. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta : Liberty.
[9]  http://www.infobunda.com/pages/berita/beritashow.php?id=72#axzz2C0WQ455d (Diaksespada 10 Oktober 2012 17.15)




0 comments :

Post a Comment

Saat ini kami tidak menyaring komentar Anda.

Semoga Allah yang maha mengetahui memberi Anda kesuksesan dan keberkahan hidup bilamana pertanyaan, komentar, saran/kritik membangun disampaikan dengan santun.

Regards,
Ted.