Semakin Berpendidikan Semakin Dekat Tuhan

[3:18] Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..

[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [35:19] Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

Pendidikan untuk Semua Golongan

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-menganal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS: Al-Hujuraat 13).

Pendidikan Menaikkan Derajat

“Dan apabila dikatakan: ‘Berdilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang –orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: Al-Mujadilah 11).

Pendidikan Harus Meningkat

“Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS : Thaahaa 114).

Pendidikan Membuka Mata

“[11:24] Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?.

Instagram Twitter  Facebook 

Wednesday, September 30, 2015

Haekal Husein : "Komunikasi yang Baik adalah Apabila Kita Telah Berhasil Mengikat Hubungan Antar Sesama Manusia"

Tak kenal maka tak sayang, dapat diartikan, kita tidak akan bisa saling sayang-menyayangi bila tak kenal satu dengan yang lain. Untuk bisa saling kenal maka diperlukan komunikasi yang baik dan intens, “Komunikasi yang baik adalah apabila kita telah berhasil mengikat hubungan antar sesama manusia (a science of community ) dan memperluas wawasan individual kita,” demikian ucap Ustadz Haekal, Wakil Kepala Sekolah Bidang Keagamaaan di SMA Lazuardi GIS saat mengisi acara Apel Pagi, Senin (28/9/2015).

Lebih lanjut ustadz Haekal mengutip Martin Buber, seorang filsuf eksistensialisme asal austria, untuk menjelaskan komunikasi yang baik, ”Jadi ada pertemuan yang hanya sekedar pertemuan biasa saja, seperti bertemunya ibu dengan tukang sayur di pinggir jalan di depan rumahnya atau pertemuan kita dengan teman yang ada di kendaraan umum yang satu barisan kursi,” namun dalam komunikasi yang berkesan harus ada pertemuan yang melibatkan seluruh diri kita, seluruh pribadi kita, bukan pertemuan luar saja, tetapi pertemuan dengan seluruh pribadi kita. itulah komunikasi yang sesungguhnya, pertemuan yang bisa melakukan perubahan dalam diri bahwa orang yang berkomunikasi tersebut. “Dan Buber mengatakan pertemuan yang mengubah diri kita betapapun pendeknya adalah begegnung pertemuan yang selintas itu adalah vergegnung, boleh jadi ada suami istri yang selama ini pertemuannya adalah pertemuan vergegnung dan bukan pertemuan begegnung,” tambah Ustadz Haekal yang pernah menyelesaikan Pendidikan Strata 1-nya di Damascus University pada tahun 1998.

Disela-sela penjelasannya Ustadz Haekal menayangkan cuplikan-cuplikan video yang menggugah audiens Apel Pagi, salah satunya adalah cuplikan video petinju legenderis, Muhammad Ali. Figur ini sengaja ditayangkan untuk memberikan teladan bagi kita semua tentang perjuangan seorang kulit hitam yang ingin diakui kehormatannya sebagai manusia. Petinju “bermulut besar” ini adalah seorang atlit yang intelektual, karena walaupun petinju, beliau selalu menyuarakan tentang persamaan dan kesetaraan antara kulit hitam dan kulit putih.

“Hal ini dilakukan Muhammad Ali karena beliau terinspirasi dengan keteladanan dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW,” lanjut Ustadz Haekal, yang selain sebagai guru Agama Islam di SMA Lazuardi GIS beliau juga aktif dalam pengajian-pengajian di sekitar tempat tinggalnya-, memberikan penjelasan. Menurut Rasulullah saw, kita disebut kafir kalau kita memerangi sesama kita, kalau kita saling memukul kuduk-kuduk kita. Dahulu, Rasulullah saw mendefinisikan orang yang tidak beriman sebagai orang yang tidak mendatangkan kedamaian kepada sesama manusia; atau orang yang tidak peduli dengan penderitaan sesamanya, yang tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya;  atau orang yang suka memaki, melaknat, berkata kasar, dan menusuk hati sesama saudaranya. Rasulullah saw mendefinisikan kekafiran dan ketidakberimanan sebagai akhlak yang buruk.

Maka tidak ada jalan lain yang lebih indah dengan semua banyak perbedaan diantara seluruh umat manusia, kecuali Toleransi. Agar kita sebagai makhluk Tuhan di muka bumi ini bisa hidup aman dan damai tanpa ada friksi berdarah, sentimen rasis atau konflik ideologi berkepanjangan. hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”, kasih sayang untuk seluruh umat manusia, bukan “rahmatan lith-thai-ifiyyin” (yang kasih sayangnya hanya untuk kelompok kita saja).

Marilah kita gemakan pesan Allah dan Nabi ini kepada seluruh ummat manusia, dengan cara kita buktikan kasih sayang kita kepada sesama manusia untuk tidak menyakiti siapapun apapun mazhabnya dan apapun golongannya, apapun status ekonominya karena Allah telah memuliakan semuanya laqod karromna bani adama, marilah kita hidup dengan menebarkan kasih sayang dan saling perduli antara satu dengan yang lainnya. Abd/RJK

Wednesday, September 23, 2015

Prof. DR. Felix Oentoeng Soebagjo : "Kalau Ingin Menjadi Advokat, Jadilah Advokat yang Baik"


Foto 1 : Prof. DR. Felix Oentoeng Soebagjo
Kuliah dibidang hukum tidak melulu menjadi pengacara atau advokat. Kuliah di jurusan hukum banyak profesi yang bisa kita raih seperti jaksa, hakim, arbitrase, konsultan hukum, pengusaha, komisaris, direktur, bahkan menteri. Demikian antara lain pesan bapak Felix Oentoeng Soebagjo, Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, saat mengisi materi Life Skills kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Selasa (22/9/2015).

Profesi hukum di Indonesia adalah profesi yang rawan dengan suap dan sogok-menyogok. Bila kita ingin menekuni profesi ini maka ada beberapa pilihan yang bisa kita lakukan. “Kalau anda ingin bisa tidur nyenyak, pilihlah profesi konsultan hukum atau arbitrase, karena kalau anda memilih untuk jadi advokat, jaksa atau hakim, maka dapat dipastikan anda akan sulit tidur karena selalu dihantui mimpi-mimpi seram,” ucap pak Profesor Felix yang saat ini masih aktif menjadi Konsultan Hukum pada SOEBAGJO, JATIM, DJAROT sejak tahun 1988.

Foto 2 : walau pun Profesor gaya beliau selalu santai
Pria kelahiran Cilacap 13 Maret 1948 ini dan juga Alumnus magister School of Law University of California, Berkeley AS, mengajak kepada siswa/i SMA Lazuardi GIS agar nanti bila memilih menekuni profesi hukum agar selalu jadi menjadi yang terbaik, entah itu menjadi hakim, jaksa, atau konsultan hukum, “Kalau ingin menjadi advokat, jadilah advokat yang baik,” tambah bapak Profesor Felix.

Namun jangan salah kata pak Profesor Felix, “Kuliah di jurusan hukum bisa kok menjadi pengusaha, karena dalam mata kuliah hukum diajarkan juga hukum-hukum ekonomi dan perdagangan, hingga setiap mahasiswa memiliki dasar-dasar yang jelas bila ingin terjun dibidang bisnis,” ucap beliau yang  selain seorang akademisi juga banyak berkecimpung di bidang hukum ekonomi. Di Universitas Indonesia, ia mengajar Hukum tentang Surat Berharga, Organisasi Perusahaan, dan Tanggung Jawab Profesi.

Kiprahnya dan keterlibatannya dalam pembentukan peraturan perundang-undangan juga cukup banyak. Hingga sekarang ia masih tercatat sebagai anggota Panitia Penyusunan RUU tentang Pelaksanaan UU Perseroan Terbatas, anggota tim penyusun RPP tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan Perseroan; dan anggota Panitia Penyusun RPP tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan.

Berprofesi di bidang hukum, menurut bapak Profesor Felix lebih banyak sukanya, demikian jawaban beliau saat ada siswa yang menanyakan suka-dukanya menekuni profesi hukum. kalau pun ada dukanya, paling kita yang sudah berumah tangga merasa tidak nyaman bila harus pulang sampai malam atau terpaksa harus menginap dikantor.

Foto 3 : Terima kasih pak Profesor...
Pesan beliau yang lain pada siswa/i SMA Lazuardi GIS adalah bila kita sudah meniatkan untuk bergelut dibidang hukum, maka pilihlah universitas-universitas terbaik yang ada di Indonesia, “Bila negeri anda pilihlah UI, UGM, namun kalau swasta masuklah ke Parahyangan, Atmajaya, Pelita Harapan atau Tarumanegara,” kata Profesor Felix yang berhasil menyelesaikan gelar Doktornya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Foto 4 : Performance Siswa Life Skills SMA Lazuardi GIS
Tak terasa waktu berjalan cepat dan pemaparan serta tanya jawab bersama Bapak Profesor Felix akhirnya harus disudahi. Namun sebelum usai, ada performance dari siswa kelas 10, yang  menyanyikan lagu Stitches dari Shawn Mendez seorang penyanyi asal Kanada dan dibawakan manis oleh siswa/i SMA Lazuardi GIS, yaitu Nadiv dari kelas 10 IPS 1, Bagus dan Dunda dari kelas 10 IPA. Abd/RJK

Thursday, September 17, 2015

Incamp SMA LAZUARDI GIS 2015

InCamp 2015 kali ini berlangsung selama sekitar seminggu bertempat di wilayah Gunung Sindur, Jawa Barat. Kegiatan yang bertujuan menempa semangat juang hidup dalam suasana prihatin ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa syukur dan empati terhadap sesama manusia yang kurang beruntung dari sisi ekonomi, pendidikan, dan lainnya.

Berikut salah satu hasil video cuplikan foto-foto yang diliput pembina InCamp. Video selanjutnya ditunggu aja ya... - Ted.


Life Skills : Penanganan Medis Dasar Pertolongan Pertama

Foto 1 : Pak Hafiz menyampaikan materi Pertolongan Pertama (PP)
Pertolongan Pertama (PP) adalah pertolongan yang dilakukan segera kepada penderita sakit atau cedera yang memerlukan penanganan medis dasar. Dengan tujuan menyelamatkan jiwa penderita, mencegah cacat, serta memberi rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

“P3K – Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah istilah yang umum kita dengar, namun sejak tahun 2006 istilah P3K dirubah menjadi PP – Pertolongan Pertama” demikian bapak Hafiz Alvian memulai materi Life Skills kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Selasa (16/9/2015). “karena pertolongan pertama tidak hanya diberikan kepada korban pada kecelakaan saja tapi diberikan kepada seluruh korban yang membutuhkan pertolongan pertama baik disebabkan faktor dari luar maupun dari dalam“ tambah pak Hafiz.
Foto 2 : Ibu Wulan mempraktekkan menolong orang pingsan

Pada kegiatan Life Skills kali ini SMA Lazuardi GIS memberikan pengetahuan dasar Pertolongan Pertama kepada para siswa, agar dalam keadaan darurat yang membutuhkan penanganan cepat, setiap siswa memiliki pengetahuan untuk bisa berpikir dan bertindak dengan baik dan tepat sasaran. Materi ini pun dibawakan dengan baik oleh Bapak Hafiz Alvian dan Ibu Wulan, secara bergantian.

Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan medis dasar. Ibu Wulan menegaskan bahwa, ”Pemberian pertolongan pertama harus dipastikan tidak membahayakan penolong, orang lain dan orang yang ditolong,” hal ini sesuai dengan KUH Pidana Pasal 531.

Foto 3 : Kakak PMR sedang memberi demo Pertolongan Pertama
Untuk memudahkan dalam penerapan pengetahuan yang sudah diberikan oleh pemateri, bapak Hafiz  yang juga pernah jadi pelatih PMR MTs Negeri Parung dan menjadi relawan korban Situ Gintung tahun 2009 bersama KSR (Korps Sukarela) UIN,  membagi peserta Life Skills dalam beberapa kelompok.

Foto 4 : Pak Hafiz dan Kakak PMR sedang demo PP orang pingsan
Saat menjelaskan penanganan orang pingsan, ibu Wulan memberikan contoh yang dekat dan kerap muncul dalam kegiatan sekolah yaitu saat upacara bendera. Menurut Ibu Wulan yang pernah menjadi anggota PMI Semarang dan KSR UNDIP, Pingsan itu memiliki gejala-gejala yang harus diwaspadai, seperti Pusing, Mual, Berdebar debar, Sesak nafas, Berkeringat, Penglihatan kabur, Sensasi kesemutan pada tubuh, Pucat, Kepala terasa ringan, Sakit di dada kiri. Dan dalam penanganannya pun dibagi menjadi 2, yaitu penanganan untuk diri sendiri dan orang lain. Kalau diri kita sendiri yang akan pingsan maka yang harus diperhatikan adalah : Istirahat (bisa dengan duduk atau berbaring) pastikan tempat tersebut aman, cari tempat teduh (bila memungkinkan) dan terakhir meminta pertolongan kepada orang yang ada disekitar. Bila orang lain yang akan pingsan maka kita harus membawa ke tempat teduh, Istirahatkan, Longgarkan ikatan (ikat pinggang), Tinggikan kaki +/- 20cm, beri keleluasaan jangan dikerumuni, Hubungi fasilitas medis jika diperlukan.

Demikianlah secara teknis pak Hafiz dan bu Wulan menjelaskan materi yang lain, seperti Evakuasi, Sesak Nafas, Luka Bakar, Perdarahan, Luka Lecet/Gores/Tersayat dan Terkilir. Dengan bantuan dari kakak-kakak PMR yang ada dimasing-masing kelompok, praktek Pertolongan Pertama pada peserta Life Skills jadi lebih mudah dipahami.

Acara kemudian ditutup dengan performance dari perwakilan siswa/I SMA Lazuardi GIS yang dibawakan oleh Mahdi Bilfaqih memainkan piano dari Kelas 11 IPS, Fikri Janitra Adiyatama kelas 11 IPA2 yang memainkan Kanon dan Ahmad Zidane yang memetik Gitar. Mereka menyanyikan lagu “Yesterday” dari The Beatles, dan lagu “Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan” besutan Band lokal Indonesia Payung Teduh. Abd/RJK


Thursday, September 10, 2015

Membuat Anak Bahagia Belajar di Sekolah

Sebagai sekolah yang digagas berdasarkan keinginan membuat anak bahagia dalam belajar,  berbagai tantangan kami alami dan rasakan.  Terutama di SMA,  di mana siswa yang menginjak usia remaja sedang merasa dirinya sudah besar dan bukan anak kecil lagi. Tantangan demi tantangan terkadang tak terasa mengikis sedikit demi sedikit lalu menggeser keinginan membahagiakan menjadi mendisiplinkan.

Cara-cara mendisiplinkan ini membuat  beberapa anak merasa tertekan walau sebagian besar yang lain berpendapat itulah  keunggulan SMA Lazuardi GIS. Selama ini sebagian siswa Lazuardi terbilang sukses dan bahagia di sekolah. Mereka juga betah berlama-lama di sekolah pada sore hari.  Namun harus diakui, beberapa  kegiatan membuat anak merasa tertekan dan kemudian menjadi malas.

Apa yang harus dilakukan supaya lebih banyak anak yang sukses dan sekaligus bahagia?
Pertama menyadari bahwa 'beberapa' anak  yang disebutkan di atas  tetap merupakan anak-anak yang diamanatkan kepada kita untuk dididik.  Kita sudah menerima mereka dan wajib bertanggungjawab atas kesuksesan dan kebahagiaan mereka. Kalau dijumpai kesulitan dalam menangani mereka maka itulah tantangan yang harus dihadapi dan digarap oleh para guru.

Kedua, melakuan pendekatan yang tepat. Biasanya anak-anak yang sulit ditangani  ini adalah anak-anak yang  punya  masalah.  Maka cara mendekatinya harus dengan bertanya dan kemudian  menyiapkan empati dan mendampinginya menemukan solusi yang pas.

Berbeda dengan anak-anak kecil,  pikiran dan perasaan anak remaja sudah dipenuhi  dengan  masalah  yang dia bangun  sendiri karena faktor internal dalam dirinya. Seperti, perubahan bentuk tubuh, suara maupun perasaan-perasaan yang  berkaitan  dengan pubertas yang  sedang mereka  alami. Maka  ketika ada  tambahan masalah selain  dari yang itu, mereka akan berpikir bahwa dunia ini adalah tempat yang sulit dan tidak menyenangkan. Sebagai pengalihan dari perasaan tak nyaman itu, kadang-kadang anak akan  bertingkah tidak sewajarnya,  seperti melakukan perbuatan bullying,  vandalisme,  menunjukkan sikap malas belajar, mencoba menarik hati teman lawan jenis, tidak peduli terhadap kewajibannya dan bahkan sengaja tidak melaksanakan instruksi guru.

Terkadang  sikap anak seperti  ini dilakukan terus menerus sehingga menghambat perkembangan positif dalam dirinya. Karena itu, para guru di SMA Lazuardi berusaha  untuk selalu  menjaga keadaan anak-anak yang memang diyakini sedang sangat membutuhkan perhatian itu. Menghadapi  anak yang mempunyai masalah ini, sekolah juga akan menyediakan bantuan  guru BK (Bimbingan Konseling) yang jika dianggap perlu menghadirkan orangtua dan dilanjutkan sampai ke pemeriksaan psikologis oleh Psikolog sekolah. Guru, orangtua  dan jika perlu psikolog harus bergandengan  tangan dan bekerjasama untuk mencarikan jalan  keluar bagi masalah yang dihadapi anak tersebut supaya si anak bisa survive, baik di sekolah maupun di dalam pergaulan dengan teman-temannya.

Para guru juga terus dibina untuk terus berusaha untuk sering-sering menyapa dan mendengar keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan anak, kekhawatirannya, ataupun kegalauan hatinya. Sekolah secara terjadwal sudah mengalokasikan waktu  untuk pertemuan khusus antara wali kelas dan anak-anak di bawah asuhannya. Ada juga forum pertemuan antara anak-anak dengan Direktur Sekolah. Forum ini bisa merupakan inisiatif direktur untuk bertemu angkatan tertentu untuk memotivasi siswa ataupun merupakan permintaan angkatan tertentu kepada direktur sekolah untuk menyampaikan keluh kesah dan harapan mereka.

Ada orangtua yang berpikir bahwa anak SMA sudah besar dan tidak perlu terlalu diperhatikan.  Yang perlu perhatian adalah anak kecil.  Pemikiran seperti ini harus diluruskan. Memang anak SMA harus belajar mandiri, tapi harus diingat bahwa semua anak, baik yang masih kecil,  maupun yang sudah remaja sama-sama memerlukan perhatian dan bimbingan orangtua.  Kalau mereka  tidak mendapatkannya maka akibatnya akan menyedihkan.

Karenanya, SMA Lazuardi GIS selalu berusaha menyisipkan pertemuan dengan orangtua dalam setiap agenda pengambilan raport siswa. Sangat diharapkan supaya setiap orangtua siswa berusaha keras untuk hadir dalam setiap undangan sekolah agar kerjasama ini lebih bisa terwujud.

Orangtua dan guru harus bergandengan tangan dan bekerjasama, berkomunikasi secara intens dan sungguh-sungguh untuk membantu anak berkembang dengan baik.

Mendidik anak memang banyak teorinya, tetapi teori-teori tersebut tidak bisa diaplikasikan secara seragam kepada semua anak. Orangtua dan guru harus bisa mengcustomize, menyesuaikan dengan watak masing-masing anak.

Secara tertulis, sekolah juga menerbitkan buletin bulanan laznewz, profil siswa dan surat edaran yang bertujuan membuat orangtua  mengetahui apa saja  agenda dan  aktifitas anak-anak di sekolah selama satu bulan.

Sekolah berharap  setiap informasi yang diterbitkan untuk orangtua bisa menjadi catatan untuk memantau perkembangan ananda. Dan juga mencatat tanggal- tanggal penting termasuk libur sekolah  agar tidak berbenturan dalam mengatur acara liburan keluarga dan agenda lain-lainnya.

* Dra. Hj. Alwiyah Bagir, Direktur SMA dan SMK Lazuardi GIS Depok.

Wednesday, September 09, 2015

Hernowo Hasim : “Mengikat Makna dengan Menulis”

Foto 1 : Buku Mengikat Makna Karya Bapak Hernowo
“… Namaku Hernowo. Sebagaimana nama Jawa yang tunggal – Soekarno dan Soeharto – aku pun punya nama demikian. Hanya ketika aku mendaftarkan diriku untuk mendapatkan account e-mail di Yahoo, namaku bertambah dan tidak tunggal lagi: Hernowo Hasim…”, demikian kutipan awal selebaran biografi singkat bapak Hernowo yang dibagikan kepada para siswa SMA Lazuardi GIS Depok, saat mengisi materi Life Skills, Rabu (8/9/2015).

Dari selebaran biografi tersebut, bapak Hernowo sudah mengajarkan pada para siswa untuk bisa menghafal perjalanan singkat beliau dengan suatu moment-moment penting yang mudah diingat dan lekat di memori. Itulah yang disebut dengan Mengikat Makna, menjembatani memori otak manusia, agar lebih mudah mengingat tulisan atau pengetahuan yang sudah dibaca dan dipelajarinya.

Foto 2 : Bapak Hernowo Hasim dalam Acara Life Skills SMA Lazuardi GIS
Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam Mengikat Makna menurut bapak Hernowo, pertama harus menarik, kedua penting dan ketiga berharga. Dan dalam mengikat makna kegiatan membaca dan menulis adalah dua aktifitas yang tidak bisa dipisahkan. Dengan membaca dan menulis kita melakukan aktifitas mengikat pemahaman dan mengikat gagasan. “Adalah mustahil jika seseorang bisa menulis dengan enak dan lancar tanpa membaca. Demikian juga sebaliknya. Akan sangat sulit bisa membaca efektif tanpa menuliskan kembali hal-hal penting yang diperoleh dari membaca.”demikian tutur bapak Hernowo Penulis buku best seller “Mengikat Makna” “Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza”, “Quantum Reading”, dan “Quantum Writing”.

Dalam acara Life Skill yang digelar oleh SMA Lazuardi GIS ini bapak Hernowo pun memberikan pelatihan kepada para siswa untuk mengikat makna terhadap apa yang sudah beliau tulisankan dan ceritakan. Bapak Hernowo kemudian memberikan waktu 5 menit kepada para siswa untuk menuliskannya, lalu diberikan kesempatan kepada perwakilan siswa/i untuk menyampaikan di hadapan teman-temannya yang lain. Dan atas keberanian siswa/i yang sudah menyampaikan “ikatan makna”nya bapak Hernowo memberikan buku gratis kepada mereka.

Foto 3 : Cuplikan acara Life Skills SMA Lazuardi GIS
“Dengan menulis kita mengikat makna terhadap apa-apa yang sudah kita baca,” ujar bapak Hernowo, “dan dengan menulis kita berjanji pada diri sendiri, untuk menggugah orang lain dan yang terpenting menggugah diri sendiri,” tambah beliau yang menamatkan kuliahnya di ITB jurusan Teknik Industri. Dimana di ITB itulah beliau pernah diajari dosen yang canggih, yaitu Bapak Wimar Witoelar dan Bapak Kuntoro Mangkusubroto.

Menurut bapak Hernowo, yang sudah berhasil menulis 53 buku di usianya yang ke 58 ini, kekayaan pengetahuan tidak bisa dibeli baik oleh emas ataupun perak karena pengetahuan hanya bisa didapat dengan pengalaman membaca. Prinsip penting mengikat makna,  “Membaca adalah memasukkan kata-kata sebanyak mungkin ke dalam pikiran. Sementara menulis adalah mengeluarkan atau menampilkan pengalaman batin lewat bantuan kata-kata.”

Banyak ilmu dan pengetahuan yang ingin di sharing bapak Hernowo berkenaan dengan materi Mengikat Makna ini, tapi karena keterbatasan waktu maka acara harus dihentikan. Namun bapak Hernowo sangat membuka sekali ruang diskusi kepada peserta Life Skills dan dapat menghubungi beliau di akun FB-nya “hernowo mengikat makna”, no hp-nya, atau di e-mail-nya: hernowo.mengikatmakna@gmail.com

Acara kemudian ditutup dengan persembahan lagu dari perwakilan siswa/I SMA Lazuardi GIS yang dibawakan oleh Hana Sabhira Kaza Novianto dan Bagus dari kelas X-MS.1 Nadiv Arvy Pravita kelas X-Soc.1 serta Reinnanda Dale Carnegie, Nabila Putri Adinda dan Ervani Tri Wijayanti dari kelas X-Soc.2. Bersamaan dengan lagu Grenade dari Bruno Mars, maka acara Life Skills minggu ini pun usai. Abd/RJK

Thursday, September 03, 2015

Abdillah Toha : Untuk Bisa Sukses Tidak Cukup Kerja Keras Tapi Juga Harus Bisa Kerja Cerdas

Setiap orang pasti ingin sukses dan bahagia, namun bagaimana kita menyiasatinya agar kedua hal tersebut dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa sukses tidak cukup hanya kerja keras tapi juga harus diimbangi dengan kerja cerdas.
”bila orang-orang membutuhkan waktu 10 jam untuk menyelesaikan sesuatu, bekerja cerdas bisa menyelesaikan hal tersebut cuma dalam waktu 2 jam,” 
ujar bapak Abdillah Toha, Mantan Penasehat Wakil Presiden RI bidang Telaah Strategi, saat mengisi materi Life Skill kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Rabu (2/9/2015).

Bapak Abdillah Toha selain mengajarkan anak-anak SMA Lazuardi untuk hidup sukses juga memberikan tips agar kita dalam hidup ini harus bisa menggapai kebahagiaan. Dan bahagia hanya dapat diraih dengan mengerjakan pekerjaan atau tugas yang memang disukainya.

“syukur-syukur bisa punya pekerjaan yang tadinya hobi bisa jadi penghasilan,” tutur  Bapak Abdillah Toha yang juga pernah menjadi mantan Anggota DPR RI, wakil Daerah pemilihan Banten 2, periode 2004-2009 asal PAN.

Sukses dan bahagia ini juga harus dibarengi dengan rasa ikhlas dalam menekuni dan menjalani proses sehari-hari. Dengan gayanya yang santai dan komunikatif, dihadapan siswa/I SMA Lazuardi, bapak Abdillah dapat menghidupkan suasana sehingga anak-anak antusias untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak Abdillah atau sebaliknya anak-anak bertanya kepada bapak Abdillah.

Saat ada salah satu siswa SMA Lazuardi bertanya tentang kiat-kiatnya bisa mendapatkan beasiswa kuliah, bapak Abdillah pun menjawab dengan lugas, bahwa sebagai siswa harus sigap dan memiliki wawasan yang luas dengan banyak membaca, entah itu media cetak, ataupun media online (internet) karena saat ini beasiswa banyak bertebaran tidak seperti di zamannya dulu. “intinya harus bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh si pemberi beasiswa, seperti nilai akademis yang baik dan terus meningkat,” tambah bapak Abdillah, yang pendidikan terakhirnya adalah sarjana jurusan Commerce, lulus dengan First Class Honors dan meraih J A Wood Memorial Award pada Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia, bersamaan dengan Wakil Presiden RI Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966.

Acara Life Skill yang dimulai dari pukul 10.30 wib tak terasa sudah selesai pukul 12.00 wib. Kemudian di tutup dengan performance dari perwakilan siswa/i SMA Lazuardi GIS yang menampilkan musikalisasi Puisi yang dibawakan oleh Shabian Ramadhigan dari kelas 11 MIA  2 sebagai pemetik gitar dan Thalianabilla Khalisha kelas 11 MIA yang membacakan puisi. Abd/RJK