Tuesday, March 13, 2018
Home
»
»
Euphoria Lazuardi Festival 2018
Euphoria Lazuardi Festival 2018
Tidak terasa kerja keras angkatan 16 (Veronix) serta seluruh civitas SMA Lazuardi GIS selama beberapa bulan belakangan ini terbayarkan dalam acara Lazuardi Festival 2018 yang diselengarakan pada tanggal 19-24 Februari 2018. Lazuardi Festival tahun ini mengangkat tema “Deru Napas Budaya Nusantara”, yang mempunyai filosofi bahwa budaya Nusantara harus terus dilestarikan seakan-akan budaya tersebut adalah udara yang kita hirup sehari-hari.
Lazfest 2018 ini mempunyai 11 cabang lomba yang terdiri dari Basket, Futsal, Tae Kwon Do, Creative Innovation Project, Fotografi, Vlog, Kultum, Tahfidz, Beatbox, Band, dan Tari Ratoeh Jaroe. Acara ini mendapat respon positif bukan hanya dari warga sekolah SMA Lazuardi GIS, tetapi dari para peserta lomba Lazfest 2018. Hal ini dibuktikan dengan angka peserta Lazfest 2018 yang mencapai lebih dari 600 orang, dan tidak hanya datang dari area Jabodetabek tetapi dari luar pulau juga, yaitu Bali.
Pada Closing Day atau hari puncaknya Lazuardi Festival 2018, kami menyiapkan sebuah pertunjukan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu Teater Musikal. Dalam pertunjukan ini, kami tidak hanya melibatkan panitia kelas 11 tetapi seluruh siswa turut terlibat dalam puncak acara Lazuardi Festival. Pertunjukan Teater Musikal Lazuardi Festival 2018 berjudul “Nusantara” ditulis dan disutradarai oleh Darlene Gitta Hamida. Dibantu oleh Cephe SWG sebagai Guest Director kami membuat pertunjukan yang murni dibuat oleh siswa dan untuk siswa.
Pertunjukan Teater Musikal ini melibatkan segala macam jenis seni yang membuat kami senang melakukannya. Mulai dari penulisan naskah, pemilihan pemain, pembuatan kostum, serta penyusunan musik, kami lakukan sendiri.
Selama proses pembuatan pertunjukan ini, kami berbagi beban dan tawa bersama, kami pun bebas menjadi diri sendiri dalam teater ini. Satu bulan tidak terasa kami lewatkan untuk berlatih teater, dan pada akhirnya kami sampai di Hari-H.
Semua keringat, air mata, dan tenaga yang kami curahkan terbayarkan oleh tepuk tangan para penonton yang begitu meriah. Saat kami semua turun dari panggung dan lampu sorot dimatikan, kami sadar bahwa kami akan rindu semua ini. Kami akan rindu berkarya. Karena pertunjukan Teater Musikal “Nusantara” bukanlah sekadar pertunjukan teater biasa, tetapi adalah sebuah momen yang akan kami ingat sepanjang masa. Momen yang membuat kami berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Teater Musikal “Nusantara” akan tersimpan baik dalam memori kami semua, seperti keluarga.
(darlene)
0 comments :
Post a Comment
Saat ini kami tidak menyaring komentar Anda.
Semoga Allah yang maha mengetahui memberi Anda kesuksesan dan keberkahan hidup bilamana pertanyaan, komentar, saran/kritik membangun disampaikan dengan santun.
Regards,
Ted.