Foto 1, Subiakto Priosoedarsono |
Sebelum acara Life Skills dilanjutkan kembali, ada performance dari siswa kelas 11 Social, yang dibawakan oleh Mahdi Bilfaqih (guitar), Deandra Diffa Aisyah (guitar), dan Thahirah Atika Putri sebagai vokalisnya, membawakan lagu Tears in Heaven – dari Eric Clapton.
Foto 2, Performance Siswa SMA Lazuardi GIS |
Pak Subiakto, pakar Branding di Indonesia, sempat merasakan kebingungan saat mau memulai acara Talk Show Life Skills karena audience-nya adalah siswa/i SMA. Setelah menyaksikan performance Pak Subiakto menjelaskan hubungan Brand dengan Produk, “Brand itu seperti puncak gunung es, yang muncul kepermukaan adalah logo, slogan, Merk, atau pun produk. Dan dibawahnya ada team kreatif yang bekerja untuk membangun Brand tersebut eksis dan terkenal” tegasnya, yang pernah mengecap kuliah di ITB dan Sekolah Tinggi Seni Rupa Jakarta yang merupakan cabang dari IKIP Rawamangun, Jakarta.
Beliaupun menjelaskan sejarah dirinya yang cukup lama bergelut dibidang Branding, dan istilah Branding menurutnya baru muncul pada awal tahun 2000-an, karena sebelumnya tidak ada. Dan Branding bukan hanya sekedar logo, Iklan, Slogan, Packaging, Display, Pameran, hadiah, ataupun bonus tapi Brand adalah ikatan emosi antara produk anda dan konsumen. dan itu sangat penting dikembangkan di Indonesia, karena “Indonesia adalah masyarakat yang sloganistik”, tutur bapak Subiakto, Pakar Branding yang banyak melahirkan slogan-slogan iklan terkenal seperti Ligna “Kalau Sudah Duduk, Lupa Berdiri”, Polytron “The Winning Theme”, Digitec “Memang Moi”, Engran “Sarapan Kedua”, Kopi Gelatik, KingKong Obat Nyamuk “Kingkong Lo Lawan”, Mayora Permen Kopiko “Gantinya Ngopi”.
Saat ada siswa yang bertanya tentang ide-ide keatif bapak Subiakto, beliau menjawab dengan enteng, “Segala sesuatu berawal dari ide” dan beliau menjelaskan lebih jauh bahwa ide itu lahir dari pengalaman. selain pengalaman juga harus diimbangi dengan research dan referensi yang aplikatif agar Branding yang dibuat bisa komunikatif, ujar beliau yang pernah menjabat sebagai Campaign Director, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode tahun 2004-2009 dengan tagline “Bersama Kita Bisa”.
Tepuk tangan meriah utk Pak Subiakto dari siswa2 SMA Lazuardi setelah mereka tahu bahwa Pak Subiakto adalah yg menciptakan Permen KOPIKO. “ide KOPIKO sebenernya dari bahasa madura yang suka menyebut kopi dengan PIKOPI dek, tapi saya takut kualat dengan orang madura, maka dirubah menjadi KOPIKO”
Foto 3, Terima Kasih Pak Subiakto |
Terakhir bapak Subiakto yang saat ini masih aktif menjabat di Ketua Perkumpulan RumahUKM, Chairman PT. Brand In Action (d’Brand) dan juga Direktur Utama PT. Hotlinetama Sarana (Hotline Advertising), mengajak kepada seleuruh peserta Life Skills SMA Lazuardi GIS untuk selalu kreatif dan berorientasi ke masa depan, karena menurutnya, “Indonesia bisa maju kalau mentalnya sudah dirubah, tidak selalu menganggap orang Arab itu suci, Orang bule itu pinter, orang Cina itu kaya”. Maksudnya adalah hambatan-hambatan yang sifatnya internal kadang itu faktor penentu susahnya bangsa Indonesia untuk maju, padahal secara kemampuan dan potensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan SDM dari luar negeri. Abd/RJK