Semakin Berpendidikan Semakin Dekat Tuhan

[3:18] Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..

[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [35:19] Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

Pendidikan untuk Semua Golongan

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-menganal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS: Al-Hujuraat 13).

Pendidikan Menaikkan Derajat

“Dan apabila dikatakan: ‘Berdilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang –orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: Al-Mujadilah 11).

Pendidikan Harus Meningkat

“Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS : Thaahaa 114).

Pendidikan Membuka Mata

“[11:24] Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?.

Instagram Twitter  Facebook 

Thursday, November 12, 2015

Subiakto Priosoedarsono : “Segala sesuatu berawal dari ide”

Foto 1, Subiakto Priosoedarsono

"Perkenalkan nama saya Subiakto Priosoedarsono. Saya berprofesi sebagai Brand Builder sejak tahun 1969 sampai sekarang. jadi saya sudah menggeluti bidang ini sudah hampir 46 tahun” demikian kata Bapak Subiakto saat mulai mengisi materi Life Skills kepada para siswa SMA Lazuardi GIS di Depok, Selasa (10/11/2015).

Sebelum acara Life Skills dilanjutkan kembali, ada performance dari siswa kelas 11 Social, yang dibawakan oleh Mahdi Bilfaqih (guitar), Deandra Diffa Aisyah (guitar), dan Thahirah Atika Putri sebagai vokalisnya, membawakan lagu Tears in Heaven – dari Eric Clapton.
Foto 2, Performance Siswa SMA Lazuardi GIS

Pak Subiakto, pakar Branding di Indonesia, sempat merasakan kebingungan saat mau memulai acara Talk Show Life Skills karena audience-nya adalah siswa/i SMA. Setelah menyaksikan performance Pak Subiakto menjelaskan hubungan Brand dengan Produk, “Brand itu seperti puncak gunung es, yang muncul kepermukaan adalah logo, slogan, Merk, atau pun produk. Dan dibawahnya ada team kreatif yang bekerja untuk membangun Brand tersebut eksis dan terkenal” tegasnya, yang pernah mengecap kuliah di ITB dan Sekolah Tinggi Seni Rupa Jakarta yang merupakan cabang dari IKIP Rawamangun, Jakarta.

Beliaupun menjelaskan sejarah dirinya yang cukup lama bergelut dibidang Branding, dan istilah Branding menurutnya baru muncul pada awal tahun 2000-an, karena sebelumnya tidak ada. Dan Branding bukan hanya sekedar logo, Iklan, Slogan, Packaging, Display, Pameran, hadiah, ataupun bonus tapi Brand adalah ikatan emosi antara produk anda dan konsumen. dan itu sangat penting dikembangkan di Indonesia, karena “Indonesia adalah masyarakat yang sloganistik”, tutur bapak Subiakto, Pakar Branding yang banyak melahirkan slogan-slogan iklan terkenal seperti Ligna “Kalau Sudah Duduk, Lupa Berdiri”, Polytron “The Winning Theme”, Digitec “Memang Moi”, Engran “Sarapan Kedua”, Kopi Gelatik, KingKong Obat Nyamuk “Kingkong Lo Lawan”, Mayora Permen Kopiko “Gantinya Ngopi”.

Saat ada siswa yang bertanya tentang ide-ide keatif bapak Subiakto, beliau menjawab dengan enteng, “Segala sesuatu berawal dari ide” dan beliau menjelaskan lebih jauh bahwa ide itu lahir dari pengalaman. selain pengalaman juga harus diimbangi dengan research dan referensi yang aplikatif agar Branding yang dibuat bisa komunikatif, ujar beliau yang pernah menjabat sebagai Campaign Director, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode tahun 2004-2009 dengan tagline “Bersama Kita Bisa”.

Tepuk tangan meriah utk Pak Subiakto dari siswa2 SMA Lazuardi setelah mereka tahu bahwa Pak Subiakto adalah yg menciptakan Permen KOPIKO. “ide KOPIKO sebenernya dari bahasa madura yang suka menyebut kopi dengan PIKOPI dek, tapi saya takut kualat dengan orang madura, maka dirubah menjadi KOPIKO”
Foto 3, Terima Kasih Pak Subiakto

Terakhir bapak Subiakto yang saat ini masih aktif menjabat di Ketua Perkumpulan RumahUKM, Chairman PT. Brand In Action (d’Brand) dan juga Direktur Utama PT. Hotlinetama Sarana (Hotline Advertising), mengajak kepada seleuruh peserta Life Skills SMA Lazuardi GIS untuk selalu kreatif dan berorientasi ke masa depan, karena menurutnya, “Indonesia bisa maju kalau mentalnya sudah dirubah, tidak selalu menganggap orang Arab itu suci, Orang bule itu pinter, orang Cina itu kaya”. Maksudnya adalah hambatan-hambatan yang sifatnya internal kadang itu faktor penentu susahnya bangsa Indonesia untuk maju, padahal secara kemampuan dan potensi bangsa Indonesia tidak kalah dengan SDM dari luar negeri. Abd/RJK

Wednesday, November 11, 2015

Peace-maker Conference 2015

Mulai 27 hingga 31 oktober 2015 kami mendapat undangan untuk berpartisipasi dalam peace-maker conference di Singapore. Peace-maker conference adalah konferensi yang diinisiasi oleh gabungan pengacara negara (State Court) di Singapore. Chairman-nya adalah Aloysius Goh yang pada 2014 lalu menjadi Outstanding Lawyer dalam Open Category di State Court. Konferensi ini bertujuan agar semua siswa menjadi duta perdamaian di sekolah dan juga dimana ia tinggal.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Singapore adalah salah satu negara yang terdepan dalam bidang science. Menurut sumber dari sebuah forum di kaskus.co.id yang berjudul ‘Ranking sistem pendidikan di Dunia tahun 2015’ Singapore menduduki peringkat pertama dari 72 negara yang telah di teliti menggunakan teknik PISA. PISA sendiri adalah Program for International Student Assessment, yaitu penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan tiga-tahunan, untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun, dan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh OECD. Tujuan dari studi PISA adalah untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk meningkatkan metode-metode pendidikan dan hasil-hasilnya. Finlandia, yang selama 14 tahun terakhir selalu menjadi peringkat pertama harus tergeser menjadi peringkat 6. Indonesia? Sepertinya kita harus kerja keras menyusul perolehan nilai Singapore atau bahkan Vietnam yang ada di peringkat 11. Indonesia berada diperingkat 69. Hanya lebih baik dari Botswana (ada yang yang pernah dengar nama negaranya?) yang ada di peringkat 70. Miris bukan!

Selama konferensi yang berlangsung 3 hari, siswa diajarkan banyak hal. Misalnya bagaimana menyelesaikan sebuah konflik, baik konflik dirumah antar kakak-adik, antar teman, atau bahkan antar tetangga. Selain itu juga ada materi tentang bagaimana meredam emosi, materi tentang bagaimana menjadi seorang mediator yang baik, tugas-tugas mediasi dan bagaimana menyelesaikan masalah menjadi win-win solution. Abdul Hafiidh dan Aszahra Bremi merasakan sekali manfaat dari kegiatan ini. Mereka mengatakan bahwa setelah mengikuti kegiatan ini mereka menjadi seseorang yang lebih bijak dalam menghadapi permasalahan dan mempermudah dalam sosialisasi dan menghilangkan rasa canggung dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda dengan Abdul Hafiidh, Aszahra mengatakan bahwa manfaat mengikuti konferensi ini baginya adalah menjadi semakin paham bagaimana cara menyelesaikan masalah, karena sebelumnya ia sedikit cuek terhadap sebuah masalah. Selain itu juga menjadi lebih sabar dalam menangani orang yang berkonflik, semakin bisa mengenal karakter dan kebiasaan orang lain , serta tentu saja menambah teman baru.

Alhmdulillah, dari lima kategori yang dilombakan di peace-maker conference, SMA Lazuardi menyabet 4 kategori yaitu outstanding participant atas nama Thalianabila, best group atas nama Abdul Hafiidh, Aszahra Bremi, M. Dhaffa, Alif Bagus, dan Dwiyasni Mauriquemas. Bahkan dua nama terakhir juga menjadi the best mediator di acara peace-maker. Selain itu, SMA Lazuardi menjadi the best school juga mengalahkan 4 sekolah lain yang berasal dari Singapore seperti Yinshun Town Socondary School (tuan rumah) dan Commenwealth School.

Hal ini patut kita banggakan, bahwa ternyata pelajar Indonesia juga bisa lebih unggul dari pelajar Singapore yang katanya menduduki peringkat 1 untuk sistem pendidikannya . Bagaimana menurut Anda?