Semakin Berpendidikan Semakin Dekat Tuhan

[3:18] Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..

[29:43] Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [35:19] Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

Pendidikan untuk Semua Golongan

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-menganal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (QS: Al-Hujuraat 13).

Pendidikan Menaikkan Derajat

“Dan apabila dikatakan: ‘Berdilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang –orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: Al-Mujadilah 11).

Pendidikan Harus Meningkat

“Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS : Thaahaa 114).

Pendidikan Membuka Mata

“[11:24] Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?.

Instagram Twitter  Facebook 

Thursday, February 04, 2016

Monday, February 01, 2016

Andri Rizki Putra : Perubahan pola pikir dimulai dari pendidikan

“Indonesia adalah pasar potensial bagi negara ASEAN lainnya”, ungkap Andri Rizki Putra, pendiri dari Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB), sebuah yayasan berbasis swadaya masyarakat untuk mereka yang putus sekolah dan ingin melanjutkan pendidikannya tanpa batas usia, dan pekerjaan secara gratis untuk siapa pun. ”Sudahkah kita siap menjelang MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”, tanyanya saat mengisi materi Life Skills di SMA Lazuardi GIS Depok, Rabu (18/1/2016).

Dengan penampilannya yang masih muda, tampan dan energik, Motivator muda kita ini tidak susah untuk menarik perhatian peserta Life Skills, sehingga penjelasan-penjelasannya yang lugas dapat diterima dengan baik. Dimulai dengan tantangan kedepan yang semakin kompetitif, Rizki mengajak setiap orang untuk peduli dengan pendidikan dan menurutnya, Pendidikan Indonesia masih rendah, hal ini bisa dilihat dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah, hingga kualifikasi tenaga kerja Indonesia yang pergi ke luar negeri pun sebagian besar hanya jadi asisten rumah tangga dan tenaga kasar lainnya.

Untuk meyakinkan tentang buruk dan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, Andri Rizki Putra kemudian menceritakan pengalamannya selama dia bersekolah. Pertengahan 2006 adalah masa penting dalam hidup Rizki, saat itu dia duduk di bangku SMP kelas 3 dan sedang menjalani Ujian Nasional. Rizki mendapati bahwa sistem ujian nasional di sekolah buruk, para guru seperti sengaja menutup mata terhadap anak-anak yang menyontek dan malah ada yang memberikan kunci jawaban lewat SMS.

Keinginannya untuk melapor pada Kepala Sekolah dihalang-halangi oleh beberapa guru, dan keinginannya untuk melaporkan ke Indonesia Corruption Watch (ICW) serta mengekspos ke media dicegah oleh orang-orang terdekatnya. Rizki sangat kecewa hingga mengurung diri di kamar dan enggan keluar rumah. Rizki lalu diterima di SMA unggulan, mendapat beasiswa prestasi, dan mencetak nilai tertinggi. Tapi dia sudah terlanjur merasa kecewa dengan sistem pendidikan formal di Indonesia dan memutuskan untuk berhenti di bulan kedua masuk SMA. Menurutnya, pendidikan adalah media untuk membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Jika pendidikan didasarkan oleh praktik kecurangan dan ketidakjujuran, maka makna pendidikan itu sudah tidak ada artinya lagi.

Rizki putus sekolah formal pada jenjang SMA dikarenakan rasa marahnya atas penyelenggaran ujian nasional yang penuh praktik kebocoran. Sewaktu putus sekolah, Rizki memutuskan belajar otodidak dan mengikuti pendidikan kesetaraan Paket C atau setara SMA. Dengan metode pendidikan yang dipilihnya, Rizki berhasil menyelesaikan pendidikan setara SMA nya dalam waktu satu tahun (akselerasi).

“Tidak ada kata terlambat untuk belajar”, Rizki meyakinkan peserta Life Skills, dengan mencontohkan siswa binaannya yang awalnya hanya seorang pembantu rumah tangga. Namun berangkat dari tekad yang kuat, siswa binaannya tersebut dapat melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sedang menempuh kuliah Strata 1. Dan saat ini siswa binaannya itu bila ditanya tentang cita-cita, dia dapat menjelaskan apa yang akan dicapainya dimasa depan. Dan bila diajak bicara pun siswa binaannya itu sudah tidak seperti teman-temannya yang lain yang masih menjadi pembantu rumah tangga. Hal ini meyakinkan Rizki bahwa pendidikan merubah pola pikir seseorang menjadi lebih baik dan berkualitas.

Kunci Sukses menurut Rizki ada tiga, Jangan baper, move on dan maafkan, serta be sincere (jangan menyerah). “keputusan yang kita ambil tidak selalu diapresiasi baik oleh orang lain”, tambah Rizki. Dan Rizki yakin, figur yang dibutuhkan dunia saat ini bukanlah  mereka yang berpengetahuan luas atau memiliki ide cemerlang. Namun mereka yang dapat merealisasikan pengetahuan dan idenya menjadi nyata, di implementasikan dan dapat dirasakan manfaatnya untuk orang banyak. Abd/RJK